Aksara Jawa merupakan salah satu kebudayana aseli Indonesia yang patut dilestarikan. Sayangnya, seiring berjalannya waktu aksara Jawa semakin ditinggalkan. Bahkan tidak sedikit generasi muda yang lebih tertarik belajar aksara Jepang dan aksara Korea dibanding mempelajari produk budayanya sendiri.
Prihatin dengan kondisi tersebut, sejumlah mahasiswa Fakultas Teknik UGM tergerak untuk ikut melestarikan aksara Jawa dengan membuat media pembelajaran yang atraktif untuk menarik minat generasi muda belajar aksara Jawa. Ika Wahyu Fitriyani bersama empat rekannya yaitu Dwi Budianto, Irwan Hanung Septianto, dan Vempi Satriya Adi Hendrawan mengajak belajar aksara Jawa dengan menggunakan media boneka Taman Aksara Jawa (Takwa).
“Selama ini pembelajaran membaca dan menulis aksara Jawa disampaikan dengan cara konvesional lewat buku dan gambar dinding. Selain itu juga minim memakai media pembelajaran yang menarik sehingga minat siswa untuk belajar aksara Jawa kurang,” katanya, Jum’at (11/6) di Kampus UGM.
Ika berharap dengan media pembelajaran yang menarik dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat siswa untuk belajar aksara Jawa. Boneka sengaja dipilih sebagai media pembelajaran karena sudah sangat lekat dengan anak-anak. Boneka dibuat berbentuk ulat yang terdiri dari 20 bagian tubuh dan kepala ulat.
“Setiap bagian tubuh bertuliskan satu aksara Jawa disertai dengan huruf latinnya. Bagian-bagian tubuh ulat ini juga bisa dilepas satu sama lain menjadi boneka kecil,” jelasnya.
Tak hanya boneka, kelima mahasiswa ini juga membuat gantungan kunci bertuliskan akasara Jawa sebagai alat pembelajaran. Gantungan dibuat dalam dua bentuk yakni berbentuk kubus dan berbentuk pipih. Berbeda dengan boneka yang aksaranya dibuat dengan metode bordir, pembuatan tulisan pada gantungan kunci dibuat dengan cara tempel dan jahit sederhana.
“Untuk boneka, pembelian kami layani by order. Sementara gantungan kunci bisa diperoleh di sejumlah toko cinderamata di Yogyakarta. Dan semoga Taman Akasara Jawa ini bisa jadi media pembelajaran yang menarik bagi siswa dan masyarakat yang ingin belajar aksara Jawa,” harapnya. (Humas UGM/Ika)