![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/07/03071414043719431242777771-767x510.jpg)
Pusat Studi Energi (PSE) UGM meluncurkan Buku Putih Energi Nasional, Kamis (3/7) di Balai Senat UGM. Buku tersebut berisikan delapan rekomendasi untuk mempercepat langkah Indonesia menuju bangsa yang mandiri energi.
“Rekomendasi ini diharapkan dapat membantu pengelolaan energi Indonesia,” jelas Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM Dr. Deendarlianto saat peluncuran buku.
Delapan rekomendasi tersebut adalah peningkatan layanan database energi dengan mengupayakan insentif untuk setiap kegiatan eksplorasi migas. Kemudian percepatan pembangunan infrastruktur energi fosil untuk mengurangi ketergantungan impor minyak dengan menambah kapasitas total kilang minyak di Indonesia disertai dengan peningkatan seluruh komponen terkait dari hulu hingga hilir.
Selain itu juga peningkatan alokasi energi untuk industri. Lalu melakukan pengurangan ketergantungan energi fosil terutama minyak bumi dengan akselerasi peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati dan gas di semua sektor serta pengembangan moda transportasi bertenaga listrik. Juga meningkatkan efisiensi dan kualitas pemakaian energi fosil melalui pemakaian teknologi baru, penggantian seluruh atau sebagian teknologi yang sedang operasional, perubahan pendekatan desain, dan perubahan pada sisi manajerial.
Berikutnya, eksplorasi dan ekspolitasi cadangan baru energi fosil dan energi konvensional di berbagai lokasi termasuk deepwater. Selanjutnya percepatan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan. Terakhir, pemanfaatan energi nuklir untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional secara masif dan berkelanjutan.
“Saatnya perubahan pengelolaan dalam sistem energi Indonesia. Kalau gagal kelola akan menghantarkan pada krisis energi, sebaliknya keberhasilan tata kelola energi akan menghantarkan Indonesia menuju kesinambungan energi,” tegasnya.
Sementara Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., menyampaikan sebagai lembaga yang memproduksi ilmu pengetahuan, UGM berkomitmen untuk menyampaikan hasil pemikiran dan penelitian kepada seluruh civitas akademika, masyarakat luas, dan industri. Juga kepada pemerintah untuk kepentingan penyusunan kebijakan publik.
Karenanya ia berharap hasil kajian dan pemikiran dari para pakar UGM tersebut nantinya bisa digunakan dalam perumusan kebijakan pemerintahan yang baru. Dengan begitu Indonesia yang mandiri energi dapat segera terwujud.
“Berbagai informasi data dan kajian dari pemikiran pakar UGM ini harapannya dapat dipakai dalam merumuskan kebijakan dalam pengelolaan energi Indonesia,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)