![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/2204141398130673536042807-680x510.jpg)
Memperingati Hari Bumi Sedunia tahun 2014; Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertema “Hijau Desaku, Bersih Sungaiku, Lestari Bumiku”. Sejumlah acara yang digelar berupa sarasehan, pelatihan dan camping EfSD (Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan), aksi bumi penanaman pohon, merti bumi, bersih sungai, kirab budaya, desa hijau, sekolah hijau, dan lain-lain.
Kegiatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April 2014, diawali dengan sarasehan yang membahas upaya nyata dalam melakukan merti bumi secara bersama-sama dan menyeluruh. Saresahan yang menghadirkan pihak pemerintah, swasta, perguruan tinggi, LSM, dan seluruh lapisan masyarakat serta diikuti pramuka, karangtaruna, P3A, Gapoktan, pemerintah daerah, BLH, Sekolah, dan pihak swasta, ini mengajak dan sekaligus berkampanye untuk menyelamatkan bumi kepada anak-anak usia dini, siswa TK, Sekolah Dasar, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Kepala KP4 UGM, Prof. Dr. Cahyono Agus mengatakan apresiasi Hari Bumi menjadi tema yang menarik untuk mendukung konsep pembangunan ekonomi hijau (green economy development) sebagai jawaban bahwa bumi telah memberi servis lingkungan dan kebutuhan hidup kepada seluruh makluk hidup dengan cuma-cuma. Sementara manusia sebagai khalifah bumi justru telah merusak instalasi raksasa bumi dalam menyediakan oksigen, air, pangan, pakan pupuk, obat, temperatur, dan sumber kehidupan lain.
Dengan peningkatan jumlah penduduk dunia, yang menurut Badan Kependudukan PBB telah mencapai 6 miliar jiwa pada tanggal 12 Oktober 1999. Jumlah tersebut meningkat menjadi 7 miliar jiwa pada tanggal 19 Oktober 2012, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025.
“Dengan laju peningkatan jumlah penduduk seperti itu, maka tekanan kerusakan terhadap bumi terutama di negara-negara berkembang semakin berat dirasakan,” kata Cahyono Agus, di KP4 UGM, Selasa (22/4).
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bumi, umat manusia sudah selayaknya merawat bumi dengan baik. Semua itu demi kepentingan bersama, sebab jika manusia ikut merusak dan menentang bumi, maka bumipun memberikan respon yang justru sangat merugikan penduduk dunia.
Karena itu, imbuhnya, upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup di bumi perlu kontribusi yang nyata dari berbagai pihak dalam hidup keseharian. Kuncinya, setiap manusia perlu membuat harmoni dengan bumi, sehingga bumi senantiasa menyediakan air, udara, kelembaban, temperature dan penopang kehidupan yang sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.
“Dari kegiatan yang berpuncak pada tanggal 5 Juni 2014 nanti, yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, kita berharap masing-masing kader yang terbentuk dalam program ini dan terlibat dalam rangkaian kegiatan ini dapat mengimplementasikan program Desa Hijau, Sekolah Hijau, dan Kampus Biru,” imbuh Cahyono Agus. (Humas UGM/ Agung)