![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/1303141394698337925592296-623x510.jpg)
Pulau Komodo sebagai habitat biawak komodo (Varanus komodoensis) yang telah dikenal luas di seluruh dunia nampaknya sedikit membuat sebagian orang melupakan populasi kecil biawak komodo yang berada di pulau-pulau wilayah Flores. Salah satu ahli komodo Indonesia, Andi Ariefiandy, M.Phil menyatakan bahwa populasi biawak komodo di pulau besar seperti halnya Pulau Komodo justru lebih aman dibandingkan di pulau-pulau kecil yang telah terfragmentasi oleh kehadiran manusia seperti halnya pulau-pulau di Flores,
“Populasi biawak komodo di pulau besar bisa mencapai lebih dari 1000 ekor/m2 dengan tingkat survival yang lebih tinggi dibanding populasi biawak komodo di pulau kecil yang hanya 40-100 ekor/m2,” papar Andi Ariefiandy pada kuliah umum “Biawak Komodo (Varanus komodoensis) & Kegiatan Konservasi In-Situ” di Fakultas Biologi UGM, belum lama ini.
Andi mengatakan populasi Biawak Komodo di pulau besar lebih aman dibanding di pulau kecil disebabkan karena mangsa yang tersedia di pulau kecil jauh lebih sedikit dan terbatas serta pengaruh fragmentasi habitat yang diciptakan oleh manusia. Hal tersebut juga membuat biawak komodo di pulau kecil memiliki bobot tubuh yang jauh lebih kecil dari biawak komodo di pulau besar. Ia menegaskan bahwa satu pulau dengan pulau yang lain memiliki perbedaan variasi genetik yang membuat mereka sangat terisolasi. Tingkat inbreeding coefficient atau tingkat perkawinan antar individu dalam satu populasi di pulau kecil sangat tinggi.
“Hal ini yang kami khawatirkan akan membahayakan karena diversitas genetiknya akan sangat rendah, dan resiko kepunahannya akan sangat tinggi. Jika populasi di pulau kecil punah dapat membahayakan populasi di pulau besar,” ujar alumnus Fakultas Biologi UGM itu.
Berbagai upaya konservasi yang sudah dilakukan juga dipaparkan dalam kuliah umum ini. Diantaranya adalah dengan memperbaiki infrastruktur pos jaga, sosialisasi pada masyarakat, monitoring populasi tahunan, identifikasi daerah sebaran, identifikasi gangguan, serta pengamanan kawasan. Dari 18 jenis dari keseluruhan komodo yang ada adalah spesies endemik, dan hanya ada di Indonesia. Sampai saat ini pekerjaan konservasi belum selesai dan masih banyak informasi tentang biawak komodo yang belum tergali.
“Uniknya, Biawak Komodo ini merupakan jenis biawak yang paling besar yang ada di dunia, tapi wilayah sebarannya sangat sempit. Ia adalah pemangsa besar dengan wilayah hidup tersempit,” pungkasnya. (Humas UGM/Satria)