![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/25021413933193471880202868-765x510.jpg)
Sosiolog UGM, Arie Sujito, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa generasi muda harus cerdas saat memilih calon pemimpin bangsa dalam pemilu 2014 mendatang. Salah satunya dengan memperhatikan dan mempelajari jejak rekam calon pemimpin yang akan dipilih nantinya.
“Pemuda harus jadi pemilih cerdas, pelajari track record calon yang akan dipilih. Apakah bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat atau tidak?,” jelasnya dalam acara dialog interaktif Jogja Cerdas Memilih yang digelar oleh LPP RRI di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (25/2).
Dengan mempelajari jejak rekam calon pemimpin yang akan dipilih diharapkan para pemilih mampu mengetahui kualitas dari masing-masing calon legislatif. Dengan begitu harapannya akan didapatkan pemimpin bangsa yang berkualitas dan bisa memperjuangkan suara rakyat.
“Jangan sampai anak-anak muda nantinya memilih karena uang, ataupun sentimen, tetapi lihat jejak rekam para calon pemimpin,” tegasnya.
Arie melihat bahwa saat ini banyak pemilih yang tidak mengenali calon legislatif yang maju dalam pemilu 2014 mendatang. Di sisi lain, banyak calon-calon legislatif yang hanya mengandalkan uang, kekuasaan, maupun popularitas untuk mendulang suara, bukan atas dasar modal sosial.
“Sangat prihatin saat ini banyak caleg yang mengandalkan uang untuk beriklan, mencetak baliho, dan untuk meraih suara,” jelasnya.
Untuk itu Arie berharap, pemilih muda untuk tidak hanya bisa menjadi pemilih cerdas, tetapi juga menggunakan hak pilihnya dalam pemilu mendatang.
“Dengan ikut mencoblos di pemilu besok berarti berkontribusi dalam menentukan nasib bangsa ini setidaknya dalam 5 tahun kedepan. Tak cukup dengan memilih saja, setelahnya juga ikut awasi kinerja wakil rakyat dan kritisi jika belum memperjuangkan aspirasi rakyat,” katanya.
Farid Bambang Siswanto, KPU DIY menyampaikan bahwa untuk memfasilitasi pemilih mahasiswa di Yogyakarta, pihaknya nantinya akan membuka pospos pemungutan suara (TPS) di sejumlah perguruan tinggi DIY. Hingga kini, UGM dan UNY merupakan perguruan tinggi yang dipastikan akan didirikan TPS untuk memfasilitasi pemilih mahasiswa.
“Sebenarnya ada 14 kampus dari 72 perguruan tinggi yang berminat untuk didirikan TPS. Hanya saja sampai sekarang baru UGM dan UNY yang sudah follow-up,” ungkapnya.
Dikatakan Farid, TPS dilingkungan kampus dapat didirikan apabila ada basis pemilih yang sudah didaftar. Misalnya saja di UGM yang sudah membuka pendaftaran bagi pemilih mahasiswa untuk penentuan Daftar Pemilih Tetap.
Sementara terakait dengan kesiapan menghadapai pemilu, secara nasional untuk pencetakan surat suara telah berjalan 60 persen. Sedangkan untuk logistik sedang berlangsung dan di sejumlah provinsi sudah dimulai pengadaan kebutuhan pemilu seperti sampul surat suara.
Kapolda DIY, Brigjen Pol. Drs. R.M. Haka Astana, M.W., S.H., mengatakan pihaknya akan berpartisipasi dalam membantu kelancaran jalannya pemilu 2014 mendatang. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban pemilu rencananya akan diterjunkan sebanyak 6.465 personil pasukan pengaman pemilu.
Direktur LPP RRI, Dra. Rosita Niken Widiastuti, M.Si., menuturkan bahwa RRI sebagai lembaga penyiaran publik turut berkontribusi menyukseskan pemilu dengan terus memberikan informasi seputar pemilu dan memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Sebagai lembaga yang independen, RRI bersikap netral dan memberikan ruang yang sama kepada seluruh partai secara adil.
“Kami akan memberikan ruang yang sama kepada semua partai untuk melakukan kampanye yang sudah dijadwalkan KPU,” tegasnya. (Humas UGM/Ika)