![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/19101313821607662077732603-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada menggandeng masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah kampus untuk terlibat dalam mendukung peningkatan kualitas kesehatan mahasiswa selama kuliah. Salah satunya lewat penyediaan menu kuliner sehat, pengawasan kegiatan mahasiswa di luar kampus, dan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. “Mahasiswa UGM menghabiskan watunya lebih separuhnya di luar kampus. Artinya, UGM tidak mencetak orang pintar secara akdemik, tapi SDM yang berkualitas, sehat, punya kepekaan sosial yang tinggi,“ kata Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., saat membuka kegiatan sosial UGM bagi masyarakat Inspiring Bulaksumur Urban Community (IBUc), Jumat sore (17/10) di Balai Dusun Blimbingsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman.
Menurut Pratikno mencetak lulusan yang unggul tidak serta merta dilakukan oleh UGM semata namun juga melibatkan masyarakat sekitar. Selama masa kuliah, kegiatan yang dilakukan mahasiswa di luar kampus seharusnya bisa bermanfaat, bahkan kebutuhan makan dan minum selayaknya sudah terjamin standar kesehatan. “Selain kehidupan yang sehat, sumur, drainase, limbah dan kuliner juga harus lebih sehat,“ ungkapnya.
Kehadiran mahasiswa yanng tinggal indekos di sekitar rumah warga menurut Pratikno juga memberi andil dalam mendorong peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, UGM dengan kemampuannya memberikan dukungan lewat pengetahuan dan pendampingan. “UGM akan membantu untuk penyediaan kuliner sehat, pengelolaan air minum, drainase dan limbah,“ katanya.
Kepala Dukuh Blimbingsari, Ir. Handoko Wardoyo, mengatakan kemitraan yang dilakukan UGM dengan warga sekitar bisa terjalin secara berkelanjutan. Menurutnya kemitraan ini memberi manfaat bagi mahasiswa. Termasuk, penyediaan menu kuliner yang sehat dengan gizi seimbang agar nantinya mahasiswa UGM setelah lulus tidak bermasalah dengan kesehatannya. “Menurut ECC (Engineering Career Center-red) FT UGM, banyak yang lulusan UGM, gagal lulus bekerja di perusahaan karena masalah kesehatan,“ ujarnya.
Handoko mengaku selama ia menjabat kepala dukuh sejak 2007, belum ditemukan kasus warga yang berkonflik dengan mahasiswa. Bahkan mahasiswa diikutkan dalam kegiatan bakti sosial, gotong royong dan aktivitas di masjid. “Mereka bisa berkiprah bersama-sama,“ katanya.
Kehadiran mahasiswa indekos di rumah warga kata Handoko sangat membantu ekonomi warga Blimbingsari. “Hampir 90 % warga kami memiliki kos-kostan. Jika dulu, mahasiswa mencuci pakaian sendiri tapi sekarang sudah ada usaha laundry dan kuliner,“ katanya.
Panitia Dies UGM ke-64, drg. Ahmad Syaify, mengatakan keseriusan UGM dalam menjalin kemitraan dengan warga di sekitar kampus UGM dilakukan lewat pemberian kartu sehat IBUc. Sebanyak 136 warga Blimbingsari yang tidak mampu mendapatkan kartu sehat tersebut. “Kartu sehat ini bisa digunakan mengakses fasilitas layanan kesehatan di Rumah Sakit Akademik UGM, Gama Medical Center, Apotek dan Rumah Sehat UGM,“ ujarnya.Kartu sehat ini, kata Syaify juga akan diberikan kepada warga di padukuhan lainnya seperti Sagan dan Samirono. “Bulan depan juga dilakukan pemeriksaan mata dan gigi kepada siswa sekolah dan pemberian kacamata minus gratis pada warga,“ katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)