Mengatur keuangan sejak muda sangat penting. Sayangnya soal mengatur keuangan ini tidak ada dalam mata pelajaran wajib di sebagian besar sekolah bahkan perguruan tinggi.
Kurangnya pengetahuan soal pengaturan keuangan ini menjadikan tidak sedikit kaum muda tidak paham bagaimana seharusnya mengelola keuangan yang baik, mengajukan kredit, dan mendapatkan atau menghindari utang.
Berbicara bagaimana mengelola keuangan yang baik memang tidak mudah. Apalagi di saat masih muda, jangankan untuk yang muda, mereka yang sudah berumah tangga pun banyak yang tidak memiliki keahlian di bidang ini.
“Temanya sih sederhana tapi penting untuk kita semua, bagaimana kita bisa mengatur keuangan dari sejak usia muda, baik yang masih mahasiswa atau masih muda tapi sudah bekerja,” ujar Vicko Hadian, Sertified Financial Planner, saat berbicara dalam acara Indonesia Millenial Financial Summit, Rabu (8/12).
Vicko memastikan semua orang ingin sukses dalam hidup ini dan sejahtera. Selain itu, berkeinginan pula di saat tua nantinya tidak menyusahkan orang lain, tidak menyusahkan anak atau orang tua atau bahkan mungkin tetangga.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah perencanaan keuangan yang baik. Di saat sudah berproses, bekerja dan mendapatkan penghasilan maka satu hal yang harus diperhatikan adalah euforia gaji pertama.
“Artinya saat kita gajian yang pertama maka timbul kebiasaan itu 90 hari setelah terima gaji pertama. Ini penting, artinya kesuksesan kita dimulai dari gaji pertama, bagaimana kita bisa mengatur gaji kita yang pertama atau uang pertama kali yang kita terima dari hasil usaha kita, itu yang paling penting,” terangnya.
Menurut Vicko keberhasilan atau kesuksesan bisa diraih terlihat dari upaya membiasakan 90 hari dari terima gaji pertama. Bagaimana teman muda membiasakan diri mengatur keuangan pasca euforia gaji pertama.
Selain itu, kaum muda juga harus bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Sebab, kebiasaan di saat sudah bekerja dan berpenghasilan adalah terjebak dan tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Dari perjalanan yang dilalui, Vicko tidak jarang menemui pada pasangan muda baru menikah atau belum menikah tapi sudah bekerja sering menghadapi masalah, dan masalahnya berkutat soal cash flow. Menurutnya, pada rentang usia 20-30 tahun, tidak sedikit dari mereka menghadapi problem ini.
“Problemnya cash flow, biasanya di masalah pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup. Ini yang menjadi problem teman-teman usia muda, atau yang masih mahasiswa, atau sudah bekerja dan berpenghasilan tapi belum menikah,” ucapnya.
Vicko meyakini semua orang juga pengin bebas finansial. Sedemikian besar keinginan itu maka sangat penting merencanakan keuangan dengan baik.
Semua berkeinginan mendapat sesuatu, pengin sejahtera, pengin bebas finasial, dan mandiri secara finansial. Ingin bebas finansial artinya pengin bebas hutang dan jangan sampai di saat pensiun masih ada hutang.
Selain itu, memiliki dana darurat yang memadai sebagai antisipasi risiko keuangan dan memiliki aset-aset yang bertumbuh. Aset produktif dan memiliki warisan bahkan sumbangan yang bisa diberikan untuk orang lain yang membutuhkan.
“Agar berhasil pada perencanaan keuangan, bebas finansial dan bisa mandiri secara finansial tentu semua diawali dari kemampuan mengelola keuangan. Jadi, kalau pengin sukses dalam perencanaan keuangan maka kita benar-benar harus punya kemampuan dalam mengelola keuangan dan ini kunci utamanya,” paparnya.
Ia menyampaikan siklus kehidupan mau tidak mau harus dijalani dan bagaimana semua bisa mamaksimalkan kehidupan ini. Rentang usia 20 – 40 tahun adalah fase pertama atau kira-kira ada 7.000 hari dinilai oleh para perencana keuangan sebagai kondisi men at work. Artinya, mereka yang bekerja menukarkan keahliannya atau waktunya dengan bekerja untuk menghasilkan uang.
“Di 7.000 pada fase pertama ini sangat penting karena pada saat itu kita punya penghasilan biasanya kita punya tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek,” ungkapnya.
Horas VM Tahihoran, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan OJK, mengungkapkan semua pihak perlu mendorong masyarakat agar melek keuangan. Dengan melek keuangan maka akan semakin sejahtera dan uang atau aset yang dimiliki aman dari penipuan dan pencurian.
”Karena di luar banyak penjahat ekonomi yang memanfaatkan berbagai cara untuk menipu dan menguras uang kita. Oleh karena itu, tugas kita bersama mengedukasi masyarakat agar melek kauangan,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Ajaib.co.id