YOGYAKARTA-Keberadaan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan RUU Perguruan Tinggi (PT) kian memberikan angin segar bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Menurut Ketua Prodi Program Diploma Teknik Mesin UGM, Dr. Wikan Sakarinto, hadirnya KKNI dan RUU PT membuat pendidikan vokasi semakin diakui dan sejajar dengan pendidikan akademik serta profesi. “Ini momentum nasional bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia,†ujar Wikan dalam seminar bertajuk ‘Prospek SDM Indonesia di Dunia Industri Manufaktur, Otomotif, Alat Berat, dan Pertambangan’ di UC UGM, Selasa (8/5).
Wikan memberikan gambaran dengan adanya RUU PT, nantinya pendidikan vokasi atau politeknik di Indonesia diberi peluang untuk membuka layanan pendidikan pada jenjang master dan doktor terapan. Selama ini, politeknik menawarkan pendidikan vokasi hingga jenjang diploma empat (D-4) atau sarjana sains terapan yang sama dengan S-1 pendidikan tinggi akademik. “Kita tunggu melalui RUU PT yang tengah digodok saat ini bisa menjadi payung hukum pengembangan pendidikan vokasi ke depannya,†imbuhnya.
Sementara itu, KKNI diharapkan dapat menjadi jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualitas dan bersertifikat melalui skema pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Dalam kesempatan itu, Wikan juga menilai kompetensi lulusan pendidikan vokasi sangat dibutuhkan. Sayang, hal tersebut belum digarap secara serius. Di sisi lain, saat ini jumlah lulusan pendidikan vokasi di Indonesia belum sebanding dengan kebutuhan tenaga kerja pada dunia industri. “Contoh kecil saja Astra Otoparts saat ini membutuhkan empat ribu supervisor lulusan vokasi. Padahal, kita per tahun hanya bisa meluluskan sekitar enam puluh orang. Secara nasional juga masih belum sebanding. Tenaga kerja lulusan pendidikan vokasi masih kurang dengan kebutuhan dunia industri,†tutur Wikan.
Wikan mengatakan dalam rangka terus mengembangkan Sekolah Vokasi UGM, dalam waktu dekat ini akan dilakukan kunjungan dan kerja sama dengan beberapa sekolah vokasi di luar negeri, seperti Fachochschule (Jerman), Hogeschool (Belanda), dan Applied Science University (New Zealand).
Sementara itu, Oka Indrawiyono selaku Recruitment & Training Function Lead at PT Astra Otoparts Tbk. mengaku siap menampung lulusan sekolah vokasi. Kompetensi lulusan pendidikan vokasi dinilai Oka cukup bagus. Bahkan, siswa lulusan SMK yang bekerja di Astra ada yang telah menduduki jabatan strategis sebagai manajer. “Artinya kompetensi lulusan pendidikan vokasi cukup bagus,†kata Oka.
Selain seminar, di tempat yang sama juga diadakan Job Fair untuk lulusan D-3 dan SMK. Beberapa perusahaan dan industri yang bergabung serta membuka lowongan bursa tenaga kerja, antara lain, adalah Astra Otoparts, PT OSRAM, Triputra Group, PT Kawan Lama Sejahtera, PT Kaltim Prima Coal, dan Kayaba. Selain itu, masih ada pula produsen truk Hino, perusahaan pertambangan PT SIS dan PT THIESS, serta produsen alat berat PT Hexindo Adiperkasa. (Humas UGM/Satria AN)