SEMARANG-Gemuruh sorak-sorai suporter dan pendukung tim robot UGM membahana di GOR Jatidiri, Semarang, Sabtu (28/4) malam. Ratusan suporter mahasiswa tersebut menyambut gembira kemenangan tim robot UGM pada ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Regional III tahun 2012 yang digelar oleh Universitas Dian Nuswantoro. Tidak tanggung-tanggung, semua robot UGM berhasil menjadi juara 1 pada semua kategori yang dilombakan, yaitu KRI, KRCI Beroda, KRCI Berkaki, dan KRCI Humanoid Soccer.
Untuk KRI, robot Jump Ace pada babak final mengalahkan robot Maestro-Evo dari UNY. Sementara itu robot Armada menjadi juara 1 pada kategori KRCI Beroda, robot 1-DA juara 1 kategori KRCI Berkaki, dan robot Alfarobi menjadi juara 1 pada kategori KRCI Hummanoid Soccer. Tidak hanya itu, robot Jump Ace juga keluar sebagai the best algoritma untuk kategori KRI. Selain itu, untuk kategori KRCI robot Armada juga berhasil menyandang gelar the best algoritma.
Sidiq Setya (Jurusan Teknik Mesin dan Industri angkatan 2009) merupakan penentu kemenangan tim robot UGM pada kompetisi tersebut. Sidiq selaku driver nampak lincah dan cekatan mengendarai robot Jump Ace, melewati jalur, memasang hingga memasukan beberapa balok buatan.
“Awalnya memang sempat grogi tapi akhirnya bisa menguasai medan dan lancar mas,â€kata Sidiq usai lomba.
Kunci kemenangan menurut Sidiq adalah adaptasi robot dan lapangan. Selain itu ia bersama dua rekannya dalam tim KRI yaitu Andra Risciawan ( D3 Elins) dan Farid Inawan (Teknik Elektro) cukup beruntung karena mendapatkan lapangan merah ketika final. Hal ini sama halnya ketika semifinal dan mengalahkan tim robot dari UNDIP.
“Di semifinal kita dapat lapangan merah. Di final kita dapat merah lagi sehingga robot tidak perlu banyak beradaptasi,â€imbuhnya.
Sementara itu Ketua Tim Robot UGM, Damar Satrio Guntoro menambahkan secara garis besar semua robot UGM tidak banyak menemui kendala dalam kompetisi itu. Hambatan yang sempat muncul ketika itu yaitu beberapa komponen robot yang rusak sebelum tanding di lapangan, lapangan yang tidak bersisi hingga robot yang overweight sehingga harus segera dikurangi bobotnya.
“Untuk KRI misalnya ada kasus overweight sehingga dalam waktu singkat bobotnya harus kita kurangi,â€kata Damar.
Untuk KRCI Beroda dan Berkaki, imbuh Damar, juga mengungguli tim-tim lainnya karena berhasil mengelilingi ruangan dan mencari api dengan waktu paling cepat dan terakurat.
Di tempat sama Direktur Kemahasiswaan UGM, Drs. Haryanto, M.Si menegaskan bahwa kemenangan tim robot UGM tidak lepas dari proses belajar dari pengalaman bertanding sebelumnya. Tim robot UGM setiap saat melakukan evaluasi kelemahan serta keunggulan yang dimiliki disamping mensinergikan ilmu dari Fakultas Teknik, MIPA dan Sekolah Vokasi.
“Ini tidak lepas dari proses sinergi yang kita lakukan antara Fakultas Teknik, MIPA dan Sekolah Vokasi,â€kata Haryanto.
Robotika, kata Haryanto, saat ini bukan hanya menjadi sebuah hobi namun juga sudah menjadi bagian dari proses pembelajaran akademik. Kemenangan tim robot UGM juga tidak lepas dari dukungan khususnya pendanaan dari berbagai pihak, mulai dari Jurusan, Fakultas, hingga Universitas.
Secara lebih lengkap hasil KRI dan KRCI Regional III, yaitu KRI: Juara 1 UGM disusul UNY, Unisula, UNDIP. KRCI Beroda: Juara 1 UGM, Unika Soegijapranata, dan UNY. KRCI Berkaki: Juara 1 UGM sedangkan juara kedua dan ketiga tidak ada. Untuk KRCI Humanoid Soccer: Juara 1 UGM, disusul UII, UKSW Salatiga, dan Politeknik Negeri Semarang.
KRI dan KRCI Regional III di Semarang ini diikuti oleh 22 PTN/S di DIY-Jawa Tengah yang berlangsung dari 27-28 April 2012 (Humas UGM/Satria AN dan Budi Harjana)