YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada tengah mengembangkan skema pembiayaan riset dengan memprioritaskan usulan riset kelompok dibandingkan riset individu. Pasalnya, selama ini penelitian dosen dan mahasiswa dilakukan secara terpisah dengan lebih berorientasi pada input dibandingkan output riset. “Gagasan besar yang ingin kita dorong, bagaimana keluaran riset itu untuk pengabdian kepada masyarakat,†kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM, Prof. Dr. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., dalam acara penandatanganan kontrak hibah desentralisasi, Senin (5/3).
Pembiayaan riset kelompok ini bisa berlaku selama 3-5 tahun dengan melibatkan banyak peneliti dari berbagai lintas bidang ilmu dengan cara melakukan pegelolaan riset fakultas dan konsolidasi antara program riset dosen dan mahasiswa S-3. “Yang tidak kalah penting, melakukan penyederhanaan skema riset yang sebelumnya sepuluh skema menjadi empat skema,†ujarnya.
Danang menginformasikan bahwa kinerja UGM bidang riset tahun 2007 hingga 2012 cukup menggembirakan. Bahkan, hasil kinerja riset berhasil melampui target dari renstra. “Kami berharap apa yang sudah dicapai ini bisa ditingkatkan lagi agar kinerja UGM secara nasional dan internasional dirasakan oleh masyarakat,†katanya.
Kepala Bidang Peningkatan Mutu Penelitian LPPM UGM, Prof. Dr. Harno Dwi Pranowo, menuturkan awal tahun ini sekitar 110 peneliti UGM mendapatkan hibah penelitian, meliputi 29 judul untuk penelitian kategori hibah bersaing, fundamental, dan pascasarjana dengan alokasi dana sebesar 1,3 miliar rupiah. Berikutnya, hibah penelitian unggulan perguruan tinggi diraih oleh 81 peneliti yang mendapatkan dana 4,9 miliar rupiah. “Sekitar 46 untuk penelitian multidisiplin, 22 penelitian kerja sama industri, dan 13 penelitian pascasarjana,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)