Duka kembali menyelimuti UGM. Pensiunan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Prof. dr. Soemarno Wignyosumarto, Sp.KJ., Ph.D., meninggal dunia, Minggu (12/2) dalam usia 73 tahun di RSUP dr. Sardjito sekitar pukul 12.30 WIB. Jenazah almarhum dimakamkan di peristirahatan terakhir Sawitsari pada hari Senin, 13 Februari pukul 12.00, setelah sebelumnya disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari Keluarga Besar UGM.
Saat melepas jenazah almarhum Rektor UGM, Prof.Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D, menyampaikan rasa bela sungkawa dan turut berdukacita atas berpulangnya sosok yang banyak memberi perhatian dalam penanganan dan pengobatan autisme ini. Almarhum merupakan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran yang dikukuhkan pada 1 Agustus 2003 dengan menulis pidato “Autisme: Sebagai Model gangguan Syaraf Pusat, gejala Klinis dan Tata Laksana Terapiâ€. Dalam pidatonya disebutkan bahwa terapi pada anak autisdapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi perilaku dan pada awal diberikan terapi obat.
Rektor menyebutkan bahwa almarhum merupakan sosok yang selalu mendorong agar pendidikan untuk anak autis dicampur dengan ank-anak normal. Hal tersebut dilakukan agar anak autis lebih mudah dalam bersosialisasi dan kemampuan positifnya bisa dikembangkan.
“Semoga sumbangsih, keteladanan, dan keluhuran budi almarhum dapat menjadi contoh yang terwariskan pada generasi penerusnya sehingga perkembangan keilmuan beliau dapat berkelanjut,†harap Rektor.
Prof. Soemarno menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran umum pada tahun 1967. Selanjutnya meraih sertifikat brevet psikiatri pada tahun 1974 dan doktor dari Kobe University pada tahun 1992.
Lahir di Yogyakarta, 11 November 1938. Meninggalkan seorang isteri Gendij Sumiyati, dan empat orang putera, Hiro Prabantoro, Helena Mariam, Hanry Driyantoro, dan Henry Cariyantoro. (Humas UGM/Ika)