Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Workshop Scientific Paper Writing. Kegiatan yang mendapat dukungan dari The Crawford Fund, Csiro dan UTAS berlangsung di ruang multimedia selama empat hari, 6 s.d 9 Februari 2012 diikuti 26 peserta berasal dari UGM dan beberapa PTN/PTS di Indonesia, diantaranya dari Lampung, Jambi, Bandung, Malang dan Jawa Tengah. “UGM mengirim lima belas peserta, sepuluh orang dosen dan lima mahasiswa pasca,” ungkap Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc, Kamis (9/2) di multimedia.
Sedikit berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, Workshop Scientific Paper Writing kali ini lebih banyak melakukan pendampingan. Nara sumber sedikit memberikan ceramah soal teori, namun lebih banyak melakukan praktek pendampingan menulis. “Duapuluh lima persen sampai tigapuluh persen merupakan penyampaian materi, selebihnya partisipasi peserta untuk menulis. Pihak UGM hanya sebagai fasilitator, sementara nara sumber mendatangkan Chris Beadle, David Parsons dan Caroline Mohammed dari The Crawford Fund,” tambah Andi Trisyono.
Andi Trisyono berharap para peserta nantinya mampu menyelesaikan naskah penulisan di akhir workshop. Naskah akan direview dan pada akhir bulan Juni 2012 dikirim ke jurnal internasional. “Ini merupakan salah satu upaya menggiatkan budaya menulis di kalangan dosen UGM dan PT-PT lain. Sebab hingga saat ini kita cukup prihatin rata-rata dosen dalam waktu dua tahun hanya menghasilkan satu tulisan,” imbuhnya.
Prof. Dr. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc memiliki penilaian yang sama. Workshop Scientific Paper Writing kali ini diakuinya berbeda dari sebelumnya. Jika workshop sebelumnya diikuti semua klaster, penyelenggaraan kali ini diperuntukkan untuk klaster agrokomplek. “Mereka adalah staf pengajar yang berasal dari Pertanian, Teknologi Pertanian, Peternakan, Kedokteran Hewan dan Kehutanan. Saya menilai workshop tidak banyak ceramah, namun lebih ke pendampingan dan sepertinya tepat sasaran sebab mereka berasal satu rumpun ilmu sehingga mudah dilakukan pendampingan,” katanya.
Ia berharap model semacam ini nantinya akan bergilir ke klaster yang lain. Selain itu setelah dari workshop peserta akan menyampaikan hasil-hasilnya kepada staf pengajar yang lain. “Saya berharap betul, karena jumlah peserta kali ini sangat terbatas sementara peminat sangat tinggi,” katanya lagi. (Humas UGM/ Agung)