Psikologi terapan adalah teori, konsep, metode, teknik dalam ilmu pengetahuan perilaku yang dikenakan pada berbagai bidang kehidupan manusia. Psikologi eksperimen biasanya bukan disebut sebagai ilmu pengetahuan perilaku terapan karena tugasnya adalah meneliti dan menemukan teori, konsep, metode, dan teknik terbaru untuk melandasi terapan psikologi di dunia nyata.
Prof. Johana E. Prawitasari berpendapat bahwa akhir-akhir ini ilmu pengetahuan perilaku berkembang pesat terutama ketika ditemukan alat pemindai otak. Mereka yang melakukan eksperimen menggunakan alat itu disebut ilmuwan saraf perilakuan. “Penelitian ini masih sangat jarang dilakukan oleh ilmuwan perilaku di Indonesia karena sangat mahal dengan terbatasnya jumlah alat tersebut,” ujarnya di Auditorium Fakultas Psikologi UGM, Sabtu (28/1), saat berlangsung seminar bertema Psikologi Terapan-Melintas Batas Disiplin Ilmu.
Dikatakan Endang Prawitasari bahwa psikologi industri dan organisasi merupakan psikologi terapan murni, artinya psikologi digunakan di bidang tertentu tanpa harus diteliti lebih lanjut. Jadi, sesungguhnya yang disebut psikologi terapan pada umumnya meliputi penggunaan psikologi dalam dunia industri dan organisasi. “Berbagai isu, antara lain, tentang kinerja, seleksi karyawan, perpindahan eksekutif, modal manusia, pembangunan tim kerja, keamanan kerja, kewargaan organisasi, kebijakan kerja, negosiasi, budaya organisasi, merger dan akuisisi, kepemimpinan banyak diteliti dan diterapkan dalam dunia kerja,” tuturnya.
Seminar yang digelar dalam format talk show ini berlangsung meriah dan merupakan kerja kolaboratif Fakultas Psikologi UGM dengan Penerbit Erlangga. Secara keseluruhan, seminar membahas buku ‘Psikologi Terapan: Melintas Batas Disiplin Ilmu’ yang disunting oleh Prof. Johana E. Prawitasari. Pembahasan terlihat unik dan asli karena masing-masing penulis memiliki pengalaman meneliti berbeda-beda, ada yang di bidang pendidikan, industri dan organisasi, kesehatan mental dan fisik di masyarakat, serta kebijakan.
Buku ‘Psikologi Terapan: Melintas Batas Disiplin Ilmu’ telah menyebar di seluruh pelosok Indonesia. Terbukti dari jumlah peserta seminar yang mencapai 300 orang, yang berasal dari Padang, Banjarmasin, Palu, Manado, NTT. “Hadirnya para akademisi dan praktisi yang mengulas isi buku tersebut diharapkan dapat mempromosikan penerapan pendekatan psikologi, wacana, dan pengetahuan psikologi pada berbagai setting terapan,” ujar Drs. Slamet Riyadi, M.Kes., salah satu pembicara yang berasal dari luar ranah ilmu Psikologi dalam komentarnya. (Humas UGM/ Agung)