YOGYAKARTA-Pemerintah akan mendorong pengguna mobil pribadi untuk menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Hal tersebut seiring dengan rencana diberlakukannya pembatasan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang. Sebagai kampus riset, UGM jauh-jauh hari ternyata sudah mengembangkan prototipe konverter gas ke bensin untuk mobil. Bahkan, tidak hanya konverter untuk bensin, tetapi juga beberapa tipe lain, yakni konverter untuk hidrogen, mesin disel, dan sepeda motor. “Salah satunya konverter ini yang kita pasang di mobil penelitian gas UGM. Konverter ini bisa mengubah tenaga gas ke bensin,†ujar Ketua Tim Mobil Penelitian Gas UGM, Dr. Jayan Sentanuhady, Senin (9/1).
Jayan mengatakan pengembangan prototipe konverter telah mulai dilakukan sejak 2009 silam. Cara kerja konverter pada mobil gas UGM cukup sederhana, berawal dari tabung gas bertekanan 200 bar yang diletakkan di jok belakang mobil. Selanjutnya, gas tersebut disalurkan ke bagian mesin di depan. Melalui konverter yang ada, tekanan dapat diturunkan menjadi 2-3 bar sebelum akhirnya masuk ke bagian injeksi gas dan manipol. “Prinsipnya sederhana saja, karena tenaga gas ini bisa diubah (switch) dengan bensin ketika mobil berjalan maupun dengan kecepatan tinggi,†terang dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri ini.
Untuk tabung gas, selama ini memang masih diperoleh secara terbatas di beberapa tempat, antara lain Jakarta, Palembang, dan Surabaya. Inovasi pemanfaatan konverter gas akan ramah lingkungan karena emisi gas buangnya yang lebih bersih daripada bensin. “Akan sangat sesuai, apalagi diperkirakan 50 tahun ke depan kita sudah pada era penggunaan bahan bakar hidrogen,†jelas Jayan yang juga ketua mobil SEMAR UGM ini.
Di samping ramah lingkungan, pemanfaatan gas dari sisi harga juga lebih murah 40-45% daripada bensin. Ia menggambarkan harga 1 liter gas setara 1 liter premium dengan harga Rp3.100,00. Jayan menuturkan prototipe konverter gas ini telah melalui tahap standardisasi konverter kit dan perawatan serta uji ketahanan mesin. Selanjutnya, prototipe dapat ditindaklanjuti oleh kalangan industri sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat luas. “Karena masih prototipe harga konverternya masih mahal. Semoga saja setelah dilakukan tahap uji berikutnya bisa ditindaklanjuti oleh industri dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau,†pungkas Jayan.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah akan mendorong pengguna mobil pribadi untuk menggunakan BBG seiring dengan akan diberlakukannya pembatasan penyaluran BBM bersubsidi pada April mendatang. Pengalihan bahan bakar dari premium ke gas akan dilakukan bertahap. Dua jenis BBG yang didorong penggunaannya adalah Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Gas for Vehicle (LGV). Opsi penggunaan BBG dikhususkan untuk pemilik mobil pribadi yang berpenghasilan terbatas. Pembatasan penyaluran BBM bersubsidi akan dijalankan terlebih dulu di Jawa-Bali. (Humas UGM/Satria AN)