YOGYAKARTA-Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di dunia tetap saja menyisakan krisis di masyarakat seperti krisis ekonomi, dekadensi moral hingga kriminalitas yang masih merajalela. Hal ini antara lain disebabkan karena nilai-nilai Ketuhanan yang tidak dimasukkan dalam ilmu pengetahuan tersebut. Padahal, nilai-nilai Ketuhanan (Ilahiyah) sangat memungkinkan untuk dilibatkan/dimasukan dalam ilmu pengetahuan.
“Ilmu pengetahuan seakan mengalami krisis sehingga dekadensi moral, kemiskinan, hingga kriminalitas sampai sekarang masih saja terjadi,”kata antropolog UGM, Prof.Dr.Heddy Shri Ahimsa Putra, di R.Stana Parahita UGM, Rabu (7/12) di sela-sela persiapan The First International Conference on Knowledge and Values ‘Methodological Explorations of The Encounter of Science, Religion, and Local Culture’ pada rangkaian Dies Natalis UGM. Dalam kesempatan itu Heddy ditemani oleh Dr. Arqom Kuswanjono (Fakultas Filsafat) dan Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., Akt. (FEB).
Heddy mengakui nilai-nilai kejujuran maupun keilmuwan memang dimasukkan dalam ilmu pengetahuan namun nilai-nilai Ketuhanan masih saja ditinggalkan. Untuk itu agar tercipta harmonisasi maka antara pengetahuan empirik dan Ilahiyah jangan sampai dipisahkan. Justru dengan terjadinya harmonisasi itu maka pengetahuan empirik akan semakin berkembang dan dalam.
“Misalnya kalau Islam maka melalui ayat-ayat Al Quran kita bisa mempelajari dan memperdalam lagi pengetahuan yang sudah ada saat ini,”kata Heddy.
Dengan uraian itu Heddy yakin ilmu pengetahuan yang didasarkan satu sumber utama yaitu wahyu Tuhan YME akan memunculkan teori yang akan menjadi resep tepat bagi permasalahan manusia dan alam tanpa menciptakan permasalahan baru.
Di tempat sama Dr. Arqom Kuswanjono menambahkan perlu dibuka ruang agar tidak ada lagi pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Jika perlu mendialogkan antara ilmu pengetahuan dan agama jangan hanya di tataran etis saja tetapi juga epistemologi.
“Mendialogkan ilmu dan agama jangan hanya di tataran etis tetapi juga epistemologi,”kata Arqom.
Konferensi yang didukung oleh Prodi Inter Religious Studies (IRS) dan Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) UGM akan diadakan di Sekolah Pascasarjana UGM, 16-17 Desember 2011. Salah satu panitia Dies Natalis UGM, Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., Akt menjelaskan beberapa pembicara yang akan hadir dalam konferensi itu antara lain: Prof.Nidhal Guessoum (University of Sharjah), Prof.Dr.Adam Seligman (Boston University), Prof.Mark Woodward (Arizona State University, Visiting Professor, CRCS-UGM), Prof.Umar Anggara Jenie (Farmasi UGM), Prof.Emil Salim (Ekonomi, UI), Prof.Dr.Heddy Shri Ahimsa Putra, dan Prof.Etty Indriati (FK UGM) (Humas UGM/Satria AN)