
YOGYAKARTA-Penelitian merupakan investasi awal untuk menuju World Class Research University (WCRU). Penelitian yang dimaksud yaitu baik yang telah dipublikasikan di jurnal nasional/internasional bahkan dipatenkan. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Eksekutif I-MHERE UGM, Dr. Ir. Cahyono Agus Dwi Koranto, M.Agr.Sc pada pembukaan Seminar Hasil Penelitian Integrated-Collaborative Research to Strengthen Faculty of Biology as Center of Excellent on Tropical Orchids, I-MHERE Project Sub Activity 2.1.2, di R.Sidang Bawah Fakultas Biologi UGM, Selasa (29/11).
“Untuk dosen UGM sendiri, dari sekitar 30% yang dinilai cukup optimal setidaknya baru 10-20% saja yang hasil risetnya telah dipublikasi,â€urai Cahyono.
Lebih jauh Cahyono mengatakan dengan penelitian yang telah dihasilkan di UGM sekaligus akan menjadi nilai tambah. Peluang ini perlu ditindaklanjuti oleh seluruh warga UGM terutama para dosen mengingat mulai dilakukannya desentralisasi penelitian di perguruan tinggi. Khusus penelitian program I-MHERE menurut Cahyono sejak dua tahun terakhir ini memang telah melebihi target. Cahyono yakin penelitian anggrek sebagai salah satu keanekaragaman hayati tropika telah diakui dunia.
“Fakultas Biologi bersama Fakultas Farmasi dan Kehutanan sebagai penerima proyek I-MHERE ke depan akan menjadi pusat unggulan biodiversity anggrek dunia,â€jelasnya.
Dekan Fakultas Biologi Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. mengatakan untuk melakukan konservasi anggrek tersebut tetap harus mengedepankan 3 pilar, yaitu ekonomi, ekologi, dan pemberdayaan masyarakat. Peni berharap dengan adanya kolaborasi riset program I-MHERE yang melibatkan beberapa perguruan tinggi ini akan muncul banyak jenis hasil penelitian tentang anggrek di daerah-daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
“Tentu bukan hanya bisa diekspor tetapi sekaligus juga bisa dilakukan proteksi dan konservasi,â€tegas Peni.
Sebelumnya, person in charge (PIC) program I-MHERE Project Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., menjelaskan bahwa seminar hasil penelitian ini melibatkan 10 orang penerima hibah. Dari 10 penerima hibah penelitian itu selain berasal dari Fakultas Biologi juga melibatkan perguruan tinggi lain, seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Udayana, dan Universitas Tanjungpura.
Seminar hasil penelitian ini juga melibatkan tiga reviewer yang selama ini fokus pada penelitian tanaman anggrek yaitu Dr. Irawati, M.Sc. (Kebun Raya Bogor), Dr. Didik Widyatmoko, M.Sc. (Kepala Kebun Raya Cibodas), serta Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc. (Fakultas Pertanian UGM).
“Khusus dari UGM yaitu dari Fakultas Pertanian ada 1 orang dan Fakultas Biologi 4 orang,â€papar Budi.
Dari penelitian yang telah dilakukan di tahun 2010 dan 2011 dari proyek I-MHERE itu, kata Budi, nantinya akan dirangkum dan dijadikan sebagai sebuah buku tentang Biodiversitas Anggrek Tropika di Indonesia. Ia berharap penelitian bisa terus ditingkatkan apalagi di tahun 2012 mendatang akan ada hibah inkubasi untuk bisa membuat sebuah unit produksi terkait anggrek.
“Penelitian terus dilanjutkan dan jangan berhenti sampai disini agar out putnya bisa memberikan manfaat,â€terang Budi.
Budi juga menjelaskan out put dari program tersebut juga telah diseminarkan di tingkat internasional, seperti pada 15th Congress on Virology at Sapporo, Japan, dan pada 4th International Conference on Orchid Conservation in Czechoslovakia yang diikuti oleh salah seorang dosen Fakultas Biologi, Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St. (Humas UGM/Satria AN)