Keterbatasan bandwidth merupakan salah satu faktor yang acap kali menjadi kendala dalam pengaksesan informasi melalui internet. Dengan bandwidth yang terbatas, pengguna akan mengalami kesulitan dalam melakukan akses pada lingkungan jaringan yang memiliki kualitas koneksi rendah.
Ratna Wardani, S.Si., M.T., stap pengajar pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyebutkan bahwa pada kondisi kualitas koneksi yang rendah pendekatan dengan Quality of Service (QoS) obyektif belum mampu menyelesaikan masalah akses internet. Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar aplikasi internet yang dikembangkan diasumsikan sistem yang ada memiliki kualitas koneksi yang baik.
“ Ini berarti ketika kebutuhan QoS aplikasi tidak dapat dipenuhi oleh sistem, aplikasi dapat mengehentikan operasinya tanpa memberi pilihan pada pengguna. Hal ini berakibat pengguna akan semakin sulit mendapatkan layanan aplikasi yang lengkap pada situasi low quality connection,†papar Ratna saat melaksanakan ujian terbuka Program Doktor dalam bidang Ilmu Teknik Program Studi Teknik Elektro UGM, Senin (28/11) di Fakultas Teknik UGM.
Ratna mencontohkan, World Wide Web (WWW) dan teknologi browser yang terkait belum bisa menyediakan dukungan bagi akses internet pada lingkungan jaringan berkecepatan rendah karena browser didesain untuk lingkungan dengan kualitas koneksi yang tinggi. Browser dibangun untuk melakukan optimasi kecepatan dengan asumsi pengguna dapat dengan cepat meresepon hasil link yang ditampilkan dan memodifikasi permintaan jika hasil yang ditampilkan tidak sesuai dengan keinginan pengguna. Namun model request dan response antara pengguna dan browser tidak dapat berjalan dengan baik jika pengguna melakukan browsing pada kondisi kualitas koneksi yang rendah. Dari kondisi tersebut, Ratna melakukan penelitian untuk mengatasi persoalan akses internet di lingkungan jaringan dengan kualitas koneksi yang rendah dengan pendekatan QoS berorientasi pengguna.
Dalam disertasi berjudul “ Kerangka Kerja QoS Berorientasi Pengguna Untuk Aplikasi Internetâ€, Ratna memaparkan pengujian pada kerangka kerja QoS dilakukan melalui pembuatan prototype yang diterapkan pada aplikasi browser dan video streaming. Penelitian menerapkan mekanisme QoS subyektif sebagai dasar aplikasi internet. Kerangka kerja QoS mengintegrasikan mekanisme QoS subyektif ke dalam perilaku obyektif sistem sehingga perilaku aplikasi dapat dikontrol mengikuti persyaratan QoS subyektif dan ketersediaan QoS obyektif sistem
“Pada kerangka kerja QoS ini perubahan perilaku aplikasi ditentukan oleh dua kondisi yaitu spesifikasi akses pengguna dan ketersediaan sumber daya,†jelasnya.
Hasil penelitian memperlihatkan implementasi kerangka kerja QoS pada aplikasi internet beserta rangkaian pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa mekanisme spesifik akses pengguna dan penetapan layanan pada kerangka kerja QoS memungkinkan perilaku aplikasi menyesuaikan dengan lingkungan kualitas koneksi yang rendah dan persyaratan QoS subyektif pengguna. (Humas UGM/ Ika)