YOGYAKARTA – Permasalahan seputar bayi dan tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh ibu, kader posyandu, maupun tenaga kesehatan. Sebab, bayi rentan terhadap berbagai masalah yang dapat berdampak fatal terhadap keselamatan maupun tumbuh kembangnya. Sehingga kader dan tenaga kesehatan diharapkan menguasai hal seputar bayi, tanda-tanda bahaya bayi sakit maupun memonitor Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui adanya bahaya mengancam maupun untuk mendeteksi dini tumbuh kembang anak.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan tenaga kesehatan, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang kesehatan berupa pelatihan seputar penanganan bayi baru lahir, pijat bayi dan fisioterapi dada pada anak. Ketua panitia Kegiatan pengbadian Masyarakat RSA UGM dr. Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A mengatakan sebanyak 36 kader dan tenaga kesehatan dari 12 pedukuhan desa Trihanggo, Sleman, diikutkan dalam pelatihan kali ini. “Masing-masing pedukuhan mengirim 3 wakil kader kesehatannya dan empat tenaga puskesmas,†kata Ade kepada wartawan di sela-sela kegiatan pelatihan di RSA UGM, Kamis (27/10).
Dia menambahkan, kegiatan pelatihan kali ini bertujuan meningkatkan pendidikan masyarakat tentang pemahaman, pengetahuan tentang penanganan seputar bayi baru lahir, keterampilan dalam melakukan pijat pada bayi dan fisioterapi dada pada anak. “Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini para kader kesehatan mampu mengetahui tanda-tanda bahaya bayi sakit sehingga dapat mendeteksi secara dini tumbuh kembang anak,†katanya.
Disamping itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak sesuai dengan sasaran indikator pencapaian Milleniun Development Goals (MDGs). Menurut Ade, untuk mencapai target MDGS tersebut tidak hanya bergantung dengan pemrintah, namun juga kelompok masyarakat untuk terus ditingkatkan pengetahuannya agar target MDGs dapat tercapai dalam waktu lebih singkat. â€Apalagi angka kematian seputar bayi baru lahir mencapai 40 persen,†imbuhnya.
Peran para kader kesehatan dinilai sangat berperan untuk mengontrol kesehatan bayi mulai saat di kandungan hingga pasca kelahiran. Namun demikian, teknik perawatan bayi yang terus mengalami perkembangan dari waktu-ke waktu belum sepenuhnya diketahui oleh para lader kesehatan sehingga pelatihan semacam ini menurut Ade akan terus digalakkan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)