
Dalam perkembangan terakhir, telah diakui bahwa salah satu cara utama untuk meningkatkan kecenderungan individu untuk berperilaku kewargaan organisasional adalah melalui penciptaan kondisi sosial lingkungan kerja. Salah satu faktor yang berperan untuk mengkarakterisasikan kondisi sosial lingkungan kerja adalah iklim keadilan organisasional. Di pihak lain, tingkat kecenderungan berperilaku kewargaan organisasional sebagaimana ditunjukkan rekan-rekan sekerja dalam unit kerjanya berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat kecenderungan individu yang menjadi anggota unit kerja untuk berperilaku kewargaan organisasional.
“Walaupun hasil-hasil studi tersebut menunjukkan bahwa konteks sosial lingkungan kerja berhubungan positif dengan kecenderungan individu untuk berperilaku kewargaan organisasional, namun hasil studi yang ada masih terbatas,” ujar Drs. Joseph Ludovicus Eko Nugroho, M.Si, di Auditorium BRI lt3 Program M.Si dan Doktor FEB UGM, Selasa (25/10). Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka program doktor, dengan mempertahankan desertasi “Pengaruh Pemoderasian Perilaku Kewargaan Organisasional-Kelompok Pada Hubungan Antara Iklim Keadilan Organisasional dan Perilaku Kewargan Organisasional-Individu”.
Dalam penelitian, Joseph Eko Nugroho secara spesifik fokus pada peran kecenderungan rekan-rekan sekerja untuk berperilaku kewargaan organisasional dalam memperkuat iklim keadilan organisasional persepsi kecenderungan individu untuk berperilaku kewargaan organisasional. Iklim keadilan organisasional persepsian dihasilkan dari persepsi para anggota unit kerja yang dipimpinnya, khususnya dalam pengambilan keputusan kerja.
“Dengan berbasis pada argumen-argumen teoritik dari perspektif Attraction, Selection, Attrition (ASA), perspektif pemrosesan informasi sosial dan pembelajaran sosial, penelitian mengkaji tentang peningkatan kecenderungan individu berperilaku kewargaan organisasional sebagai hasil pengaruh kondisi sosial lingkungan unit kerja (kelompok kerja) yang dikarakterisasikan oleh iklim keadilan organisasional persepsian dan kecenderungan perilaku kewargaan organisasional sebagaimana yang ditunjukkan rekan sekerja dalam suatu kelompok kerja,” terangnya.
Secara keseluruhan melalui penggunaan pendekatan cross-level moderated analysis, argumen-argumen teoritik yang dikemukakan ketiga perspektif terkorfirmasi secara empiris untuk menjelaskan peningkatan kecenderungan individu berperilaku kewargaan organisasional dalam lingkungan sosial kelompok kerjanya. selain itu, argumen-argumen teoritik yang disediakan model tersebut bersift saling melengkapi dan tidak bertentangan dengan argumen-argumen teoritik dari perspektif ASA, perspektif pemrosesan informasi sosial dan teori pembelajaran sosial. (Humas UGM/ Agung)