Kesehatan ibu melahirkan di Indonesia tergolong rendah dengan angka kematian ibu tertinggi di Asean yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Data Departemen Kesehatan tahun 2009 mencatat setidaknya 4.692 ibu meninggal di tahun 2008 akibat kehamilan, persalinan, dan nifas yang sebenarnya masih bisa dicegah. Demikian dikemukakan olehS.F. Budi Hastuti, SKp., M.Kes., saat melaksanakan ujian terbuka Program Doktor , Selasa (25/10) di Fakultas Kedokteran UGM.
Dalam disertasi berjudul “Konseling Menurunkan Kecemasan dan Tercapainya Mekanisme Koping Ibu Bersalin Primiparaâ€, Hastuti mengungkapkan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah pertolongan persalianan yang tidak professional, kurangnya pendampingan terhadap ibu selama proses persalinan, serta fasiitas pelayanan kesehatan yang kurang memadahi.
“Asuhan kesehatan yang dilaksanakan di ruang bersalin saat ini belum sepenuhnya memperhatikan rasa aman dan nyaman ibu bersalin . Padahal, secara biologis melahirkan merupakan proses parasimpatis, yaitu keadaan dimana sang ibu memerlukan ketentraman, rasa aman, nyaman, dam percaya diri. Untuk itu perlu diperhatikan rasa aman dan nyaman pada ibu bersalin dengan memperhatikan risiko bahaya yang akan muncul,†kata staf pengajar di Poltekes Negeri Yogyakarta ini.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Hastuti pada sejumlah ibu-ibu hamil yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Tegalrejo dan Mergangsang, Yogyakarta diketahui bahwa pemberian konseling memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kecemasan ibu pada persalinan pertama (primipara). Tingkat kecemasan-panik tidak terlihat pada kelompok perlakuan. Sementara pada kelompok pembanding terdapat setidaknya 0,9% tingkat kecemasan-panik.
“ Adanya konseling terbukti dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu bersalin,†tegas wanita kelahiran 19 Januari 1950 ini.
Melihat hasil tersebut, Hastuti menyarankan perlunya meningkatkan asuhan keperawatan ibu bersalin oleh perawat dengan menyiapkan persalinan yang dihadapi menggunakan konseling persalinan. Adapun konseling yang diberikan berdasarkan hasil pengkajian fisik, mental, sosial, budaya dan spiritual ibu. (Humas UGM/Ika)