Memperingati Hari Anak Nasional 2011, UGM melalui peran Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan Pusat Studi Wanita mengadakan penyuluhan kesehatan di Desa Hargotirto, Kokap, Kulon Progo. Penyuluhan yang bertajuk Penggunaan Air Susu Ibu (ASI) dan Pola Pendidikan Anak, berlangsung di Pendopo Pusat Kegiatan Masyarakat, Hargotirto, Rabu (20/7), diikuti oleh para ibu dan calon ibu.
Dra. Sri Djoharwienarlin, S.U. mengatakan ASI wajib diberikan sebab menjadi hak bayi yang harus dipenuhi para ibu selama masih mampu mengupayakan. Disebutkan hanya 15,3% bayi yang mendapatkan asupan ASI secara eksklusif. “ASI eksklusif ini paling tidak diberikan hingga bayi menginjak umur 6 bulan. Bagaimanapun, ia mengandung imunitas dan kandungan gizi yang lebih baik dan tak dapat digantikan produk susu formula,” ujar Kepala Pusat Studi Wanita UGM ini saat menjadi pembicara penyuluhan.
Di hadapan para ibu Pasangan Usia Subur (PUS), Djoharwienarlien mengingatkan apapun macam produk susu formula tetap tidak sebaik kandungan ASI. Dengan inisiasi menyusui lebih dini, bayi tentu akan lebih kebal terhadap penyakit dan memiliki angka harapan hidup lebih tinggi. Pada akhirnya, ASI dapat mengurangi biaya subsidi rumah sakit, mengurangi angka kematian bayi, dan meminimalisasi angka gizi buruk serta malnutrisi bayi. “Dilihat dari sisi ekonomis, tentu menghemat pengeluaran keluarga dan mengurangi subsidi negara untuk mengimpor susu formula,” katanya.
Dengan menyusui, seorang ibu dapat meminimalisasi kanker payudara, membantu menjaga kesehatan, dan mampu mengembalikan tubuh ke bentuk semula secara lebih cepat. Berbagai informasi ini sering tidak diketahui oleh banyak ibu-ibu. “Keterbatasan akses inilah yang menjadikan ibu-ibu cenderung menyepelekan pemberian ASI. Terlebih lagi bagi wanita pekerja, informasi tentang pemberian ASI semacam ini sering kali terabaikan,” lanjut dosen Fakultas Isipol UGM ini.
Prof. Dr. Sartini Nuryoto, yang berbicara tentang Tumbuh Kembang Anak, mengatakan sudah saatnya semua pihak secara bersama-sama mempersiapkan anak-anak menjadi SDM berkualitas. Bila terkait pendidikan, proses tersebut sangatlah panjang dan tidak dapat dilakukan secara instan. “Sebagaimana juga pemberian ASI, maka efek manfaat tidak akan dirasakan secara langsung,” tuturnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini juga menjelaskan ASI yang diberikan melalui pelukan ibu akan memberikan efek dalam pembentukan SDM anak. Di dalam pelukan ibu, anak sekaligus mendengarkan detak jantung. “Itu merupakan musik yang paling merdu yang didengar sang anak. Anak merasakan terlindungi, nyaman, aman, dan pada akhirnya anak akan mudah tertidur,” jelasnya.
Dalam penyuluhan ini, Sartini Nuryoto meminta agar para orang tua tidak memaksakan pertumbuhan anak-anaknya sebab anak memiliki kemampuan yang tidak sama. Ia pun berharap agar para orang tua memperhatikan pertumbuhan anak dari aspek fisik, psikis, dan sosial. “Ketiga aspek itu diharapkan tumbuh secara bersama. Dalam hal belajar berjalan, misalnya, bila anak belum bisa, ya jangan dipaksa sebab jika dipaksa berjalan, maka secara fisik kaki anak ketika dewasa akan membentuk huruf O atau X,” terangnya.
Supardi, Kepala Desa Hargotirto, memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa KKN UGM selaku panitia pelaksana kegiatan Hari Anak Nasional kali ini. Dengan sosialisasi pemberian ASI diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ibu-ibu di Desa Hargotirto dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak. “Semoga berbagai materi ini dapat dicamkan dan mampu menghindarkan Desa Hargotirto dari kemungkinan ancaman kurang gizi,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)