Guru Besar Prof. dr. Sri Kadarsih Soejono, M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada meninggal dunia pada hari Rabu (3/11) di rumahnya di Bulaksumur Blok B-8, Sleman Yogyakarta pada pukul 20.00 pada usia 84 tahun. Istri dari almarhum Drs. R. Mohammad Soejono ini meninggalkan dua orang anak yakni Raditya Jati Putra dan Arianti.
Seperti diketahui, Sri Kadarsih dilahirkan di Grobogan pada 11 Maret 1937. Sebelum pensiun pada 1 April 2007, Sri Kadarsih merupakan dosen di Departemen Ilmu Faal FK-KMK. Ia menyelesaikan profesi dokter di UGM pada tahun 1964. Pendidikan Master diselesaikan di Universitas Illinois Amerika Serikat tahun 1981. Selanjutnya pendidikan doktor diselesaikan di Universitas Kobe, Jepang, pada tahun 1994.
Sri Kadarsih merupakan salah satu ahli dalam bidang Fisiologi (Ilmu Faal) di Indonesia. Pada pidato pengukuhan pada tahun 1997 yang berjudul “Fungsi Otak di Masa Menopause” ia memberikan wawasan yang baru bagi masyarakat Indonesia tentang fenomena menopause dan hubungannya dengan cara kerja otak. Secara khusus, ia menyampaikan tentang pentingnya menjaga kestabilan suasana hati dan kejiwaan pada diri wanita yang mengalami menopause sehingga fungsi otaknya dapat berjalan baik meski sudah pada tahap pasca menopause. “Bagi masyarakat umum, baik pria maupun wanita, beliau mengingatkan pentingnya berolahraga secara teratur, terukur dan terencana, sejak muda, agar tetap ceria di usia tua,” kata Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., dalam sambutan pada upacara penyemayaman jenazah di Balairung, Kamis (4/11).
Selama mengabdikan waktunya di Universitas Gadjah Mada, kata Maksum, Sri Kadarsih dikenal aktif menyebarluaskan ilmunya serta memberikan dedikasi penuh terhadap perkembangan ilmu kedokteran. Hal ini terbukti melalui beberapa publikasi ilmiah yang ditulis selama hidupnya, baik itu publikasi nasional maupun internasional. “Kepergian beliau tentunya menjadi kehilangan yang besar bagi seluruh sivitas akademika Universitas Gadjah Mada, akan tetapi ilmu dari beliau akan selalu menjadi peninggalan dan warisan yang berharga bagi kita semua,” katanya.
Dr. Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategis, BNPB RI, selaku anak tertua dari almarhum Sri Kadarsih mengaku kehilangan atas kepergian sang ibunda. “Ibu kami tercinta, istri dari alm Soejono, sepanjang hidupnya Ibu telah berbagi dan berkarya hingga pensiun, hingga akhir hayatnya tetap mendedikasikan dirinya untuk UGM,” kata Raditya.
Dalam kesempatan tersebut, Raditya menyampaikan permohonan maaf apabila ada kesalahan yang pernah dilakukan ibundanya semasa hidup dan bekerja di lingkungan kampus UGM. “Kami memohonkan maaf, bila ada kesalahan selama bekerja. Bilamana ada kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson