Indonesia memperingati 93 tahun perayaan sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober lalu. Sumpah Pemuda merupakan ikrar pemuda dan pemudi Indonesia pada Kongres Pemuda yang berlangsung di Batavia pada 28 Oktober 1928. Melalui ikrar tersebut mereka menegaskan semangat tentang cita-cita tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kepemudaan (YouSure) Fisipol UGM, Dr. Oki Rahadianto Sutopo, mengatakan ikrar Sumpah Pemuda masih sangat relevan hingga saat ini. Sebab, bangsa Indonesia sekarang ini membutuhkan para pemuda yang memiliki semangat wawasan kebangsaan yang kuat, namun memiliki jejaring internasional dan berwawasan global. “Generasi muda kontemporer penting untuk berwawasan, berkesadaran dan mempunyai aspirasi global. Termasuk berjejaring lintas bangsa, serta memiliki rasa bersolidaritas secara global,” kata Oki, Sabtu (30/10).
Sumpah Pemuda yang dilahirkan jauh sebelum Indonesia Merdeka makin memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan untuk merebut kemerdekaan dan melepas dari belenggu penjajahan. Saat ini penjajahan sudah lepas dari bumi pertiwi, namun menurutnya pemuda memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan kontribusi pada bangsa dan negara melalui peran masing-masing. Menurutnya, kaum muda saat ini sudah banyak melakukan inisiatif sendiri dengan etos berjuang untuk diri sendiri dan berjuang dengan secara bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. “Inisiatif positif ini perlu didukung oleh berbagai pihak yang peduli dengan kaum muda. Bukannya dipersulit dengan kebijakan yang menjebak pada birokratisasi dan formalisasi di berbagai aspek,”ujarnya.
Namun demikian, dampak pandemi selama 1,5 tahun ini menurutnya memberikan dampak negatif bagi pemuda karena banyaknya pemuda yang kehilangan pekerjaan akibat ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, jumlah pengangguran dan angka kemiskinan pun bertambah. Menurut pandangannya, pemuda perlu mendapat jaminan dan kesejahteraan sosial dari pemerintah di berbagai bidang sehingga saat kondisi pandemi seperti sekarang ini dampaknya bisa diminimalkan. “Hal mendasar yang perlu diperkuat adalah jaminan dan kesejahteraan sosial di bidang pendidikan, kesehatan, tempat tinggal dan sebagainya yang mendukung keseluruhan aspek wellbeing kaum muda. Termasuk yang juga krusial adalah memperluas lagi ruang-ruang kebebasan berekspresi. Dari sinilah kreativitas dan daya juang akan tumbuh subur secara organik,”katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Freepik