Pusat Studi Asia Pasifik (PSAP) UGM akan menyelenggarakan Pekan Antarbudaya. Gelaran sepekan antarbudaya pada 27 Mei s.d 2 Juni 2010 ini akan menampilkan kegiatan berupa Workshop Penelitian Pendekatan Antarbudaya, Diskusi Buku Metode Penelitian Antarbudaya, Diskusi Foto Hasil Penelitian, Pameran Foto, Pemutaran dan Diskusi Film Antarbudaya, dan Malam Antarbudaya.
Esti Anantasari, S.Ant. selaku Ketua Panitia mengatakan Pekan Antarbudaya kali ini mengangkat tema āApresiasi Keanekaragaman Budaya dalam Cita-Cita Berbangsa”. Di samping untuk mendorong masyarakat Indonesia yang plural agar semakin mengapresiasi keanekaragaman dalam kehidupan berbangsa, kegiatan ini bertujuan pula untuk menyosialisasikan hasil-hasil kajian berperspektif antarbudaya dari para penerima beasiswa antarbudaya PSAP UGM.
Menurut rencana, Workshop Penelitian Pendekatan Antarbudaya akan melibatkan para mahasiswa penerima beastudi antarbudaya, dosen penerima beastudi, dan pengelola program SPIS-PSAP UGM. Sementara untuk acara Diskusi Buku Metode Penelitian Antarbudaya, Diskusi Foto Hasil Penelitian Antarbudaya, dan Pemutaran Film Antarbudaya, akan diundang kalangan dosen, mahasiswa, serta guru dan siswa SLTA di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. “Diskusi-diskusi tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran mengenai pendekatan antarbudaya dalam penelitian maupun dalam materi pengajaran,” ujar Esti Anantasari di kampus UGM, Selasa (25/5).
Untuk kegiatan Diskusi Foto, kata Esti, akan ditampilkan kurator dan pemerhati etnofotografi. Mereka akan membahas aspek budaya dari foto-foto yang dipamerkan. Sementara itu, kegiatan Pemutaran Film Antarbudaya akan menayangkan film yang bertemakan antarbudaya. Film-film ini dapat dinikmati oleh semua golongan umur. Setiap kali setelah penayangan, akan diakhiri dengan diskusi seputar film yang ditayangkan. “Panitia memilih tiga buah film yang ditayangkan di Karta Pustaka,” tambahnya.
Pada penghujung acara, akan digelar Malam Antarbudaya. Pagelaran ini akan berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri dengan mempertemukan seluruh penerima beastudi antarbudaya, pimpinan universitas, lembaga-lembaga donor yang selama ini menjadi mitra kerja sama PSAP UGM, dan media massa lokal serta nasional. Pertemuan seluruh stakeholder ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendiseminasi semangat antarbudaya dan memperluas jaringan kerja sama.
Pada Malam Antarbudaya juga akan dipublikasikan Buku Portofolio SPIS. Buku ini berisi informasi tentang kegiatan program Beastudi Kajian Antarbudaya dan profil suluruh penerima beastudi beserta foto dan karya tulisnya. “Buku ini akan dikirimkan ke seluruh mitra kerja sama SPIS-Pusat Studi Asia Pasifik UGM, baik lokal maupun nasional,” jelas Esti.
Dalam keterangannya, Esti Anantasari menjelaskan kerja sama PSAP UGM dan Ford Foundation dalam bidang pendidikan dan penelitian secara institusional telah lama dilakukan. Kerja sama dimulai pada tahun 2005 dalam bentuk pemberian beastudi antarbudaya. Hingga saat ini sudah ada 69 penerima beastudi dari berbagai fakultas di UGM dan universitas lainnya.
“Pusat Studi Asia Pasifik Universitas Gadjah Mada yang berdiri sejak 1994 mempunyai misi untuk meningkatkan penelitian yang berperspektif multidisiplin mengenai berbagai aspek kehidupan bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik. Dengan program SPIS, diharapkan baik dosen maupun mahasiswa dapat lebih mengembangkan penelitian multidisiplin. Kegiatan Pekan Antarbudaya ini diharapkan mampu menggugah penerapan pendekatan antarbudaya dan multidisiplin dalam kajian-kajian di tingkat universitas,” terangnya. (Humas UGM/Agung)