Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun ini digelar secara daring dan telah memasuki babak final di tingkat nasional, 12-17 Oktober 2021. Setelah seleksi di tingkat wilayah I dan wilayah II, tercatat sebanyak 136 tim dari 59 perguruan tinggi yang lolos di tingkat nasional.
Ketua Dewan Juri KRI 2021, Prof. Benyamin Kusumoputro, mengatakan terdapat dua tantangan utama dalam kompetisi ini yakni terkait keadilan (fairness) dan kejujuran (fairplay). Implementasi fairness dan fairplay dalam kompetisi menjadi kian berat disaat pertandingan digelar secara daring.
Fairness berarti dari segi infrastruktur harus bisa merata pada semua tim peserta. Lalu, fairplay yakni tim yang berkompetisi bisa bermain dengan jujur.
Soal infrastruktur yakni jaringan internet menjadi permasalahan serius dalam kompetisi yang berlangsung daring ini karena persoalan jaringan yang belum merata. Pasalnya, jika ada delay akan bersifat krusial dan berpengaruh karena pertandingan berjalan secara real time, terutama pada divisi KRTMI. Pada divisi tersebut tim peserta saling beradu menjalankan permainan tradisional dam-daman.
“Jadi, yang berlangsung itu Cyber Physical System dimana fisik robot di kampus masing-masing, namun pertandingan head to head di dunia maya. Situasi ini menyebabkan delay jadi sangat krusial. Data semua kita rekam dan saat ada protes kita hitung detik per detik menilainya,” paparnya kepada wartawan saat Konferensi Pers KRI 2021, Kamis (14/10) di GSP UGM.
Ia menjelaskan dewan juri melakukan penilaian setiap tampilan robot dalam menyelesaikan tantangan melalui siaran langsung atau streaming. Kondisi ini tentunya tidak mudah. Berbeda saat melakukan penilaian di lapangan secara langsung (on site), termasuk mendeteksi kecurangan. Guna mengantisipasi hal tersebut, setiap tim peserta wajib memasang kamera di beberapa sudut penempatan.
“Setiap tim wajib memasang minimal 4 kamera di seiap sudut lapangan ditambah 1 kamera yang dibawa orang mengikuti gerakan robot. Jika lapangannya luas ditambah 1 kamera di atas,” paparnya.
Koordinator Pokja Dikti Puspresnas, Rizal Alfian,S.Kom., M.A., menyampaikan KRI merupakan ajang kompetisi tahunan yang diselenggarakan Puspresnas sebagai wadah untuk memfasilitasi mahasiswa dalam meengembangkan minat, bakat, serta kreativitasnya di bidang robotika. Selain itu, juga sebagai wahana menjaring talenta-talenta berbakat dalam bidang robotika. Pihaknya berkomitmen terus mendorong para mahasiswa untuk mengaktualisasikan IPTEK termasuk inovasi di bidang teknologi robotik agar bisa berkembang dan berdaya saing.
Sementara Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof.Dr.Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., menyampaikan KRI merupakan kompetisi robotik bergengsi di Indonesia. Meskipun di tengah pandemi tidak menghentikan langkah mahasiswa dalam berkreasi, berinovasi dan terus produktif. Ia pun berharap kedepan bisa muncul berbagai kreasi bidang robotika yang bisa menjawab kebutuhan zaman
KRI Nasional 2021 akan ditutup Sabtu malam (16/10) ditandai dengan pengumuman pemenang di tiap divisi. Penutupan akan dilaksanakan di Balairung UGM dan dapat disaksikan secara live streaming melalui kanal Youtube Universitas Gadjah Mada.
Penulis: Ika
Foto: Gigi