Sekelompok mahasiswa UGM mengajarkan ibu-ibu PKK Dusun Bayalangu, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk membuat sabun dari bahan dasar minyak jelantah. Mahasiswa – mahasiswa tersebut terdiri dari Dwiana Putri Setyaningsih (Geografi, 2019), Qoryroh (Fisipol, 2020), Youngky Sulistio (Teknik, 2019), dan Achmad Firmansyah (Teknik, 2019). Kegiatan mereka masuk dalam program Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat yang lolos dari investasi Kemdikbud Ristek tahun 2021 ini.
Dwiana, salah satu mahasiswa, mengatakan bahwa minyak jelantah yang menjadi limbah rumah tangga tersebut selama ini hanya dibuang begitu saja oleh masyarakat ke tanah, saluran air, maupun selokan. Dwiana dan kawan-kawan melihat bahwa tindakan seperti itu dapat membahas lingkungan dan menyumbat saluran udara.
“Mereka (masyarakat) bahkan menghasilkan lebih dari 100 mL minyak jelantah setiap hari. Setelah melakukan proses penggorengan, ibu-ibu Dusun Bayalangu langsung membuang minyak jelantah begitu saja. Beberapa yang lainnya menggunakan minyak jelantah secara terus menerus untuk memasak, hal ini tentunya berdampak buruk pula bagi kesehatan,” tutur Dwiana dalam rilis tim PKM-PM mereka, Kamis (23/9).
Dwiana mengungkapkan keputusan untuk mengajarkan pengolahan minyak jelatah menjadi sabun turut dilatarbelakangi oleh pertimbangan kepada situasi pandemi Covid-19 saat ini. Dengan adanya pandemi tersebut, masyarakat kemudian diharuskan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 5M dimana salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan sabun.
Dwiana menjelaskan proses pengolahan minyak jelantah yang mereka ajarkan tersebut sebetulnya cukup sederhana. Minyak jelantah awalnya disaring terlebih dahulu, lalu ditambahkan dengan larutan KOH (Kalium Hidrosida) dan diaduk hingga menjadi pasta. Terakhir, pasta diencerkan dan diberi tambahan aloe vera, pewarna, serta minyak aromatik. Tidak lupa, sabun cair yang telah jadi tersebut dilakukan uji penyesuaian pH agar aman dipakai di kulit. Dwiana mengatakan ibu-ibu PKK tampak antusias dan sangat senang melakukan pengolahan tersebut, terutama ketika mereka bisa memilih sendiri warna dan aroma yang diinginkan.
“Mereka sangat antusias ketika mencoba langsung sabun hasil produksinya sendiri. Salah satu anggota PKK, sengaja menumpahkan minyak di tangan untuk menguji sabun buatannya sendiri. Hasilnya, sabun tersebut bekerja dengan baik layaknya sabun bermerek dan mampu membersihkan tangan,” tambah Dwiana.
Penulis: Aji