Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. IPU., ASEAN.Eng bersama Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, Kepala Pusat Pengadaan dan Logistik, Arief Setiawan Budi Nugroho, Ph.D, Kepala Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM, Dr. Eng., Yusril Yusuf, S.Si ., M.Si., M.Eng dan jajaran manajemen PT Adhi Karya melakukan peletakkan batu pertama pembangunan gedung baru P3I LPPT UGM. Pembangunan gedung baru ini menjadi komitmen UGM yang berkeinginan memiliki fasilitas laboratorium terbaru dan terakreditasi serta tersertifikasi secara nasional dan internasional dalam rangka memberikan pengujian, penelitian dan pengembangan inovasi.
“Atas nama UGM mengucapkan terima kasih yang-besarnya kepada bu WR penelitian, Prof. Yusril yang secara gigih merencanakan adanya LPPT baru ini dengan berbagai konsep dan perkiraan kedepan. Kami yakin bahwa pembangunan gedung ini memang diperlukan untuk kontribusi UGM yang lebih besar lagi kepada masyarakat, bangsa dan negara, terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi yang menjadi syarat mutlak untuk kemajuan,“ ujar Rektor, Jumat (18/9) di halaman LPPT UGM.
Sebagai seorang dosen dan peneliti, Rektor sangat memahami bahwa kemajuan UGM di bidang penelitian saat ini masih ‘belum secepat yang dinginkan’ karena fasilitas-fasilitas laboratorium yang dimiliki. Meski memiliki SDM yang banyak di bidang ini, terlebih dahulu mereka telah belajar di luar negeri dan pulang ke Indonesia, tetapi mereka sering merasa ‘kebingungan ketika harus melakukan analisisnya’.
Tidak sedikit dari mereka harus pergi ke Bandung, Jakarta atau perguruan tinggi di wilayah sekitar Jogja dan kondisi inilah yang memengaruhi para peneliti UGM dalam merencanakan penelitian.
“Keinginan kita untuk meneliti sesuatu yang maju dan bagus terkendala untuk analisisnya karena tidak memiliki peralatan yang bagus yang bisa mendukung mendapatkan data yang baik dan memengaruhi topik-topik yang akan dikerjakan,” ucapnya.
Rektor memberi contoh saat dirinya bersama Prof. Jumina yang pernah menulis makalah dan mengirimkan ke jurnal yang memiliki dampak tinggi maka tulisannya diberikan komentar sederhana bahwa untuk menganalisisnya diminta untuk dilakukan dengan alat yang setidaknya memenuhi spesifikasi yang standar.
“Dikatakan begitu mengapa alat yang kita miliki spesifikasinya sudah usang (kuno) sehingga untuk intensitas yang tinggi, karena gambar dan lain-lain sudah kadaluwarsa, maka dikomentari untuk analisisnya diminta minimum menggunakan alat yang standar, tapi ya bagaimana lagi alat kita belum ada. Tulisan itupun kemudian kita tarik dan kita kirim ke jurnal yang tingkatnya lebih rendah reputasinya,”katanya.
Oleh karena itu, dengan pembangunan gedung baru LPPT UGM ini Rektor merasa sangat senang dan mendukung. Ia pun berharap nantinya muncul karya-karya dari UGM yang bisa menjadi rujukan perguruan tinggi baik nasional maupun internasional.
“Jadi keberadaan sebuah laboratorium yang bagus, lengkap dan canggih memenuhi standar internasional bukan untuk ‘gagah-gagahan’, tapi memang diperlukan sebagai syarat untuk kemajuan kemajuan saintek begitu, dan harapannya dengan peralatan dan fasilitas yang kita miliki akan ada temuan-temuan yang bermanfaat bukan saja untuk masyarakat, bangsa dan negara tetapi juga bisa mengangkat reputasi bangsa,” imbuhnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menyatakan LPPT UGM merupakan unit penunjang universitas yang didirikan pada tanggal 29 November 2004. Unit ini merupakan gabungan dari 4 laboratorium pusat, yaitu Laboratorium Analisis Kimia dan Fisika Pusat (LAKFIP), Laboratorium Ilmu Hayati, Pusat Riset Obat Tradisional (PSOT) dan Unit Pelayanan Hewan Percobaan atau PHP.
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi baik di bidang ilmu material, ilmu hayati atau ilmu kehidupan maupun kesehatan dan situasi global saat ini, maka UGM berkomitmen untuk melakukan pemutakhiran fasilitas laboratorium yang mengacu pada standar internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka LPPT menambah fungsinya sebagai Pusat Pengujian dan Pengembangan Inovasi dan untuk mendukung perluasan fungsi tersebut sekaligus untuk meningkatkan fungsi maka dilakukan pembangunan gedung baru LPPT UGM.
“Ini semua tentu tidak akan terwujud tanpa ridho Allah SWT, tanpa komitmen pak Rektor dan seluruh pimpinan UGM dan seluruh tim, P2L, Tim LPPT dan PT Adhi Karya,” kata Ika.
Yusril Yusuf mendukung keinginan membangun gedung baru P3I LPPT maka UGM melakukan studi secara komprehensif dan terencana. Studi dilakukan dengan melibatkan banyak pihak yang kompeten di bidang fasilitas laboratorium baik tingkat nasional maupun internasional. Di tingkat nasional, misalnya dilakukan komunikasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Padjajaran dalam rangka studi banding fasilitas Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL3).
“Sedangkan di tingkat internasional telah dilakukan komunikasi dan konsultasi secara intensif dengan Australian BioResources (ABR), Neoscience Research Australia dan University of New South Walles dalam rangka studi Laboratorium BioSafety Level 2 dan pemanfaatan teknologi Biobubble pada fasilitas hewan coba,”katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto: Firsto