Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menyebut bahwa mesin diplomasi Indonesia terus bergerak selama beberapa bulan terakhir untuk membuka akses dan merajut kerja sama dengan jumlah negara demi memenuhi kebutuhan vaksin bagi masyarakat.
Ia menjelaskan, Jumat (10/9) lalu Indonesia baru menerima 358.700 dosis vaksin Astrazeneca yang merupakan tahap pertama dari komitmen bantuan Perancis sebesar 3 juta dosis vaksin yang disalurkan melalui COVAX Facility. Sementara itu, pada hari ini dukungan vaksin sebanyak 500 ribu dosis vaksin Janssen dari Belanda juga tiba.
“Selain dukungan dari sahabat negara-negara, pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembelian vaksin untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia,” ucapnya, Sabtu (11/9).
Hal ini ia sampaikan pada kegiatan KATGAMA Peduli – Berbagi untuk Negeri berupa vaksinasi COVID-19 di Grha Sabha Pramana UGM. Retno hadir langsung di lokasi vaksinasi untuk menyampaikan pidato kunci serta memantau pelaksanaan vaksinasi.
Menlu memaparkan, saat ini Indonesia telah memiliki enam jenis vaksin yang telah memperoleh izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini tidak terlepas dari upaya yang terus dilakukan pemerintah Indonesia untuk mendapatkan akses terhadap vaksin yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Pada saat ini permintaan akan vaksin dari negara-negara di dunia sangat tinggi sementara pasokan yang tersedia sangat terbatas. Karena itu, menurut Retno, tidak mudah bagi Indonesia untuk memperoleh vaksin dalam jumlah yang dibutuhkan.
“Sangat tidak mudah mencari vaksin. Sampai saat ini jumlah pasokan vaksin dunia dengan permintaannya tidak sebanding,” kata Menlu.
Selain itu, menurutnya terdapat hambatan lain berupa kebijakan sejumlah negara yang menghambat ekspor vaksin ke luar negeri. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan dalam perolehan vaksin antara negara-negara berpenghasilan tinggi dengan negara berpenghasilan rendah.
“Saat ini di seluruh dunia 5,5 Miliar dosis vaksin telah disuntikkan. Tetapi 80 persen dari jumlah tersebut dimiliki negara berpenghasilan tinggi,” terangnya.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Indonesia saat ini telah melampaui target vaksinasi dari WHO. Hingga hari ini, 34 persen populasi yang menjadi target telah menerima suntikan vaksin dosis pertama dan hampir 20 persen mendapat suntikan dosis kedua.
Berdasarkan jumlah dosisnya, Indonesia kini menjadi negara keempat terbesar di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang.
“Walaupun capaian sudah baik, kerja keras masih terus dilakukan agar bisa mengakselerasi vaksinasi untuk mencapai target populasi yang telah ditetapkan. Kita harus tetap berhati-hati, negara yang sudah berbulan-bulan bebas Covid-19 juga bisa mengalami penyebaran kembali di negaranya,” ungkap Retno.
Vaksinasi KATGAMA Peduli merupakan kegiatan yang diselenggarakan bekerja sama dengan POLDA DIY serta FK-KMK, FKG, dan Fakultas Farmasi UGM. Selain menyelenggarakan vaksinasi, KATGAMA Peduli juga memberikan bantuan oksigen cair yang diperuntukkan bagi RSA UGM dan RSUP Dr. Sardjito.
“Atas nama UGM kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada KATGAMA yang selalu peduli berbakti untuk negeri. Kami juga mengapresiasi dan memberi penghargaan kepada pemerintah Indonesia atas diplomasi yang luar biasa dalam penyediaan vaksin bagi rakyat Indonesia,” ucap Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.
Penulis: Gloria