Tiga Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Fakultas Pertanian UGM berhasil meraih juara 1 pada National Business Plan Competition Agrifair 2021 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember secara berani. Mereka adalah Salsabila Aulia Rahmadani, Dea Monica Efendi, dan Akhmad Nur Muzakki.
Business Plan Agrifair 2021 adalah salah satu acara pada Agribusiness Fair (AGRIFAIR) 2021 yang rutin dilaksanakan setiap tahun dan saat ini menginjak tahun ke-5. Tema kompetisi tahun ini adalah “ Marketing Strategy in the New Normal Era ”.
Kompetisi diawali dengan tahap pendaftaran dan pengumpulan proposal business plan pada 1 Juli-14 Agustus 2021, pengumuman finalis pada 21 Agustus 2021, pembuatan power point dan poster pada 22-26 Agustus 2021, presentasi dan penampilan poster pada 28-29 Agustus 2021, dan diakhiri dengan pengumuman juara pada 29 Agustus 2021.
Salsa menjelaskan jumlah tim yang mengikuti kompetisi adalah 23 tim di mana masing-masing tim ada yang terdiri dari 2 anggota maupun 3 anggota. Adapun universitas yang mengikuti perlombaan ini yaitu Universitas Negeri Jember, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sumatra Utara, Universitas Negeri Yogyakarta, Politeknik Negeri Jember, Universitas PGRI Madiun, Universitas Gadjah Mada, dan UPN Veteran Jawa Timur.
Salsa dan tim membuat produk bernama Brondhong Glandir “Brownies Godhong Glandir”. Hal ini melihat meningkatnya ekspor ubi jalar di tengah pandemi Covid-19 sebagai bentuk ketahanan pangan. Meningkatnya ekspor ubi jalar tersebut membuat bagian lain dari ubi jalar berupa daun atau disebut sebagai daun glandir tidak termanfaatkan secara optimal. Daun glandir biasanya hanya diolah sebagai tumisan, sayur bening, ataupun pendamping penyetan yang kurang bernilai ekonomis.
“Padahal, jika dikaji lebih lanjut sumber daya lokal hasil pertanian berupa daun glandir ini memiliki kandungan flavonoid yang kaya akan antioksidan sebagai bentuk peningkatan imunitas di era new normal seperti sekarang. Hadirnya permasalahan tersebut, memunculkan ide bisnis berupa olahan kue brownies yang ditambah dengan sari daun glandir sebagai tambahan cita rasa khas yang unik dan tentunya menyehatkan,” terang Salsa pada Sein (6/9).
Dalam pengerjaannya, Salsa juga menyampaikan bahwa ia dan tim sempat menemui beberapa kendala dimulai dari analisis potensi bisnis kemudian menyesuaikan dengan tema untuk kemudian dijadikan ide bisnis.
“Kami juga mengalami kesulitan dalam menentukan anggaran dan analisis keuangan. Akan tetapi, masalah ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dari dosen pembimbing Hariyani Dwi Anjani, SP, M.Sc. selanjutnya adalah persiapan presentasi finalis. Dalam mengatasi hal ini, kami dibantu oleh dosen pembimbing dan kakak tingkat yang memang sudah berpengalaman,” terang Salsa.
Dengan adanya ide bisnis tersebut, Salsa dkk. berharap dapat memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan petani ubi jalar melalui peningkatan nilai ekonomis daun glandir, pemenuhan olahan makanan sehat , dan sebagai perwujudan sociopreneur dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Penulis: Desy