Benih memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan pertanian di Indonesia. Kemudian varietas unggul itu akan memberikan banyak manfaat bagi petani maupun konsumen hasil pertanian sendiri. Benih yang diterima petani sebelum dibudidayakan harus memiliki mutu yang tinggi. Perakitan varietas unggul merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh berbagai pihak untuk menunjang hasil pertanian. Selain itu, perakitan varietas unggul diharapkan tahan terhadap hama penyakit, perubahan iklim, serta meningkatkan produktivitas hasil.
Hal ini dibahas dalam Bincang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada dengan topik “Tata Kelola Pembenihan Tingkat Petani” pada Rabu, (25/8) melalui siaran langsung kanal youtube Universitas Gadjah Mada.
Ir. Sukarman, Dirjen Holtikultura, memaparkan bahwa arah kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia adalah bertindak cerdas, tepat dan cepat dalam mencapai kinerja yang lebih baik (maju), mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki (mandiri), dan memanfaatkan kekinian teknologi (modern).
Sedangkan arah kebijakan pembangunan hortikultura adalah meningkatkan daya saing holtikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, logistik didukung sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, serta mendorong peningkatan nilai tambah produk untuk kesejahterana petani dilakukan melalui lima cara bertindak (CB).
Strategi yang dilakukannya menurut Sukarman adalah dengan strategi pengembangan kampung hortikultura 2021 – 2024 dengan tujuan menjadikan kawasan korporasi yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani di kampung/desa.
“Jadi, kami melakukan pengembangan kampung hortikultura. Yang pertama adalah kampung buah-buahan, sayuran, tanaman obat, dan florikultura. Kemudian kami bantu penumbuhan UMKM Hortikultura dengan bantuan sapras pascapanen dan pengolahan hortikultura. Ketiga, kami melakukan digitalisasi hortikultura melalui pengembangan sistem informasi (SI) early warning system (EWS) komoditas strategis, registrasi kampung hortikultura, perbenihan horti, gerdal horti, digitalisasi standar mutu, satu data hortikultura,” paparnya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa benih hortikultura adalah tanaman hortikultura atau bagian darinya yang digunakan untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman hortikultura. Dengan begitu, benih merupakan sarana utama yang tidak dapat digantikan oleh sarana lain sehingga penggunaan benih bermutu merupakan suatu keharusan dalam agribisnis hortikultura.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Taryono, M.Sc., Kepala Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, menyampaikan bahwa benih adalah faktor penting penentu produktivitas dan mutu hasil pertanian.
“Kalau pertanian mau maju, perbenihannya harus kuat. Kemudian yang juga sangat penting adalah benih merupakan katalisator dalam mengeksploitasi teknologi baru dalam budi daya tanaman,” jelasnya.
Selanjutnya Taryono menyampaikan kondisi nyata tata kelola perbenihan nasional. Menurutnya, varietas lokal khusnya pangan dan sayuran mulai sulit ditemukan di masyarakat, program pemerintah dan agresifnya produsen benih dalam mengenalkan varietas unggul menyebabkan perubahan varietas yang ditanam petani berjalan sangat cepat, semakin sedikitnya petani yang melakukan pemuliaaan sendiri, ketersediaan benih sebar belum mencukupi kebutuhan masyarakat dan dalam pemilihan komoditas masyarakat hanya belajar dari masyarakat sekitarnya, dan sebagian besar petani produsen (penangkar) benih belum memiliki sertifikat kompetensi.
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM sendiri menurut Taryono sudah melakukan beberapa pendekatan dengan penyelamatan sumber daya genetik khususnya terhadap varietas lokal dan varietas unggul lama.
“Kita melakukan koleksi sendiri, kita melakukan pelibatan mahasiswa KKN karena mereka sebagian besar tinggal di daerah dengan transportasi yang kurang baik siapa tau di dalam lingkungan itu terdapat jenis-jenis yang dapat kita simpan, ada juga pelibatan alumni dan persuratan,” ucapnya.
Penulis: Desy