Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang berada di UC Hotel melakukan evaluasi periode I tahun 2022/ 2023. Gerai UMKM yang diinisiasi UGM dan Bank BNI Cabang Bulaksumur memberikan kesempatan setiap UMKM untuk bisa memanfaatkan peluang ini dengan memajang produknya selama satu periode atau selama 3 bulan dengan tidak dipungut biaya sewa.
Evaluasi yang dikemas dalam bentuk Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM Binaan, Periode I Oktober 2022 – Januari 2023, Memperkuat Jejaring, Memperluas Pasar digelar Ruang Grafika UC Hotel, Lantai 2, Kampus UGM, Kamis (26/1). Sebanyak 72 UMKM berasal dari DIY dan Jawa Tengah mengikuti kegiatan ini.
Sebanyak 72 UMKM peserta dalam kegiatan ini diajak melihat langsung Gerai UMKM yang telah mengalami beberapa perkembangan utamanya dalam penataan display. Mereka juga diajak melakukan evaluasi bersama dan temu bisnis dengan menghadirkan beberapa pembicara.
Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes, menyambut baik digelar acara evaluasi periode I tahun 2022/ 2023 oleh Gerai UMKM UGM. Agar terus berkembang, menurutnya UMKM sudah saatnya harus berkolaborasi.
Berkolaborasi dengan siapa saja, dan salah satunya dengan LPSI. LPSI, dinilainya sebagai lembaga yang memiliki banyak skema pendanaan yang bisa didapatkan oleh para pelaku UMKM.
“UGM akan terus peduli terhadap UMKM, utamanya dalam hal pemasaran. Termasuk di dalamnya pemasaranan secara non-konvensional seperti e-commerse dan lain-lain. Disamping itu, UGM akan terus memberikan binaan kepada para UMKM, karena UGM memiliki banyak tenaga ahli, utamanya bagi para pelaku UMKM yang sedang menghadapi kendala atau masalah,” katanya.
Direktur PT. Gama Multi Mandiri, Drs. Ibnu Gunawan, M.M., menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dengan terwujudnya Gerai UMKM di dalam kampus. Ucapan yang sama juga disampaikan BNI Cabang Bulaksumur yang telah membiayai interior Gerai UMKM UGM.
“Sebagai kampus kerakyatan memang sudah seharusnya UGM berkontribusi kepada UMKM. Bersyukur akhirnya Gerai UMKM berjalan dan terus melakukan berbagai perbaikan display,” ucapnya.
Baginya yang penting bukan soal membuat atau membangun, tetapi lebih dari itu bagaimana menggerakkan dan menghidupkan Gerai UMKM ini secara berkesinambungan. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi para pengelola dan pelaku UMKM untuk menghidupkan Gerai UMKM.
“Saya bersyukur karena tidak sedikit tiap minggu ada 3-4 bus lebih kunjungan siswa SMA datang ke UGM. UMKM juga gerak cepat membaca ini. Bagaimana mereka membawa produk UMKM di gerbang kampus UGM untuk ditawarkan pada siswa SMA dari Jawa dan luar Jawa yang ke UGM,” ujarnya.
Dia berharap para pelaku UMKM mampu membaca peluang ini sekaligus mampu mengidentifikasi produk-produk yang disukai siswa-siswa SMA dan tamu-tamu yang datang ke UGM. Produk-produk yang disukai selama ini adalah produk-produk yang membawa identitas UGM, misalnya kaos dengan gambar Gedung Pusat, gambar Bunderan dan lain-lain.
“Memang membuat Gerai UMKM bisa, tapi tantangan berikutnya adalah bagaimana gerai ini memakmurkan,” terangnya.
Adi Setyo Pranowo, S.E., M.M, Pemimpin BNI KC UGM, merasa bangga karena BNI Cabang UGM selalu dilibatkan dalam acara-acara Gerai UMKM di UGM. Kebanggaan berikutnya bisa bertemu dengan para pelaku UMKM.
“Bapak ibu ini adalah pahlawan bisnis di saat Covid-19. Di saat covid kemarin, baik itu pasca covid ekonomi belum pulih 100 persen, sektor-sektor bisnis korporasi tenggelam, banyak perusahaan besar yang mem-phk pegawainya, tapi UMKM justru tetap tumbuh,” paparnya.
Adi mengaku kerap kali mendengar tantangan memulai usaha adalah di persoalan modal dan pemasaran. Bahkan, orang beranggapan modal sebagai faktor utama yang harus ada dalam memulai usaha.
Demikian halnya dengan pemasaran. Dalam pemasaran orang harus mempertimbangkan soal harga, tampilan, dan jika perlu melakukan promo yang kesemuanya berujung bagaimana agar produk laku terjual.
“Padahal, menurut analisa pebisnis yang sudah berkompeten di bidangnya, itu semua nomor kesekian. Yang utama itu sebetulnya adalah action atau kemauan nyata langsung terjun ke lapangan. Karena tanpa terjun ke lapangan, mustahil semuanya akan sukses,” jelasnya.
Keinginan usaha, kata Adi, terkadang hanya di angan-angan atau dibayangan. Padahal, untuk mewujudkan sebuah kemauan seseorang harus terjun langsung untuk mewujudkannya.
Dengan terjun langsung akan mendapatkan ilmunya yang pada akhirnya akan menggiring seseorang pada kecocokan usaha.
“Tapi itu didapat setelah terjun langsung. Kalau soal pemasaran bisa dipelajari, dan yang terpenting lagi bagaimana bapak ibu bisa menjalani UMKM secara kontinu atau berkesinambungan. Jangan setengah-tengah harus fokus,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho