Sekolah Pascasarjana UGM menggelar Konferensi Pers bertajuk “Dinamika Perawatan di Indonesia Masa Kini” yang mengangkat problematika kesehatan masyarakat dalam berbagai faktor. Konferensi Pers ini berlangsung secara luring di Auditorium Gedung Masri Singarimbun PSKK UGM dan daring melalui zoom meeting pada 11-12 Januari 2023.
Pelayanan masyarakat di bidang kesehatan kerap menjadi isu dalam perkembangan keperawatan. Permasalahan kesehatan masyarakat cenderung dipengaruhi oleh banyak faktor selain gangguan kesehatan itu sendiri, seperti lingkungan sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM telah melakukan beberapa penelitian terkait berbagai faktor kondisi kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan sejak November 2020 lalu. “Presentasi kali ini merupakan bagian dari penelitian Care Network in Later Life bekerja sama dengan University of Southampton dan Universitas Atmajaya. Penelitian dilakukan kurang lebih dua tahun, dengan banyak penyesuaian karena keterbatasan situasi pandemi,” tutur Ciptaningrat Larastiti selaku peneliti dalam proyek sosial kesehatan tersebut.
Laras bercerita bagaimana konstruksi sosial membuat kelompok lansia cenderung terkesampingkan, namun terkadang menjadi pusat perhatian karena kondisi fisik yang menua, seperti postur tubuh membungkuk, atau pengelihatan yang rabun. Itulah yang menyebabkan kelompok lansia harusnya mendapatkan pelayanan lebih, tanpa mengurangi eksistensi mereka dalam lingkungan sosial. Ia juga menjelaskan tentang hubungan antara adanya kelompok lansia dan kelompok caregiver sebagai salah satu proses reproduksi sosial, yaitu serangkaian proses yang bertujuan untuk merawat dan menjaga keberlangsungan hidup manusia.
Penelitian tentang lansia ini turut dikemukakan oleh Prof. Ben White sebagai salah satu pengamat sosial. “Ada satu kutipan dari Tamara Hareven yang menurut saya sangat cocok, yaitu kajian hubungan antar generasi cenderung fokus pada masa kini, tetapi tetap dikelabui oleh mitos tentang masa lalu. Saat melakukan penelitian, kami sering bertemu responden lansia yang bercerita tentang bagaimana mereka merawat orang tua mereka di masa lalu, jadi pasti anak dengan sangat rela mengurus orang tuanya yang sakit,” terang Ben White. Seiring berkembangnya zaman, kelompok lansia menganggap cucu-cucu mereka merasa disulitkan oleh keberadaan mereka. Ben mengungkapkan, sudut pandang seperti ini seharusnya bisa dirubah. Sama halnya seperti keberadaan kelompok lansia di panti jompo bukanlah indikasi kelalaian seorang anak dalam merawat orang tuanya. Melainkan sebuah usaha anak untuk memberikan pelayanan terbaik bagi orang tuanya.
Selain problematika hubungan antar generasi, konferensi pers ini juga menghadirkan berbagai penelitian keperawatan lainnya yang jarang terpublikasi. Isu mengenai keperawatan ini bukan hanya mengangkat topik tentang bagaimana memperluas cara pandang bidang keperawatan, tapi juga bagaimana setiap masyarakat merasa memiliki tanggung jawab untuk ‘merawat’ keberlangsungan generasi tua maupun mendatang.
Penulis: Tasya