Guna mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke lapangan kerja, Kemendikbudristek merilis Program Magang dan Studi Independen Bersertfikat (MSIB) sebagai salah satu rangkaian program MBKM. Langkah ini disambut baik oleh UGM dengan mengadakan sosialisasi Program MSIB pada Selasa (10/1).
Sosialisasi dan arahan program MSIB UGM ini diketuai oleh Muhsin Al Anas. “Berdasarkan survei tahun 2022, tingkat kompetitif tenaga kerja Indonesia saat ini berada pada peringkat 80 dari 182 negara. Oleh sebab itu, muncul upaya transformasi pendidikan di Indonesia, salah satunya adanya Program MSIB ini,” tutur Muhsin.
Ia menjelaskan perbedaan program magang dan studi independen terletak pada proses belajar. Jika magang, peserta akan diberikan kesempatan untuk terjun langsung di proyek perusahaan, sedangkan studi independen merupakan pembelajaran bersama mentor. Kendati demikian, kedua program ini sama-sama menguntungkan peserta karena memberikan sertifikat resmi MBKM.
Permendikbud No. 3 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menyatakan poin-poin yang wajib dipenuhi oleh perguruan tinggi, salah satunya adalah hak mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman di luar kampus. Adanya pengalaman langsung di dunia kerja diharapkan mampu memberikan pekerjaan yang layak bagi mahasiswa pasca kelulusan. Mahasiswa UGM sendiri antusias mengikuti program MSIB sejak 2020 dan mengalami peningkatan signifikan dari segi diterimanya mahasiswa di perusahaan ternama.
Selain sosialisasi berupa pengenalan dan prosedur Program MSIB, turut hadir dua alumni yang telah mengikuti program ini pada gelombang 3. Zakiyah Abdul Bagi Bafagih dan Rahma Puspamurti Patria membagikan pengalaman mereka saat terjun dalam program magang dan studi independen. “Aku merasa selama kuliah di tahun pertama dan tahun kedua merasa pengalaman di organisasi itu sudah banyak dan aku pengen banget mendapatkan pengalaman dengan magang. Kampus merdeka itu menurutku adalah satu platform yang all-in-one, jadi lebih praktis dan valid juga tentunya,” terang Zakiyah.
Berbeda dengan Zakiyah, Rahma memilih untuk bergabung dengan studi independen start-up kampus yang berbasis IT. “Selama satu semester, kita belajar tentang bagaimana caranya membangun start-up mulai dari membangun produk yang sesuai dengan target konsumen, mengelola keuangan secara bisnis, mengurus legal yang baik dan benar, dan bagaimana cara kita melakukan pitching,” jelas Rahma. Menurutnya, program studi independen berguna untuk mengasah skill sekaligus mendapatkan validasi, sehingga dapat direkomendasikan di perusahaan tertentu.
Sosialisasi program MSIB ini ditujukan untuk menarik minat mahasiswa sekaligus memberikan pemahaman sekilas terkait pelaksanaan program. Tentunya, program ini juga diharapkan menjadi jalur emas bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia kerja.
Penulis: Tasya