Lima mahasiswa UGM mengembangkan minuman yoghurt berbahan genjer, tanaman yang mudah ditemukan di tempat dengan air yang dangkal seperti sawah, sungai, dan rawa, dan kerap dikonsumsi sebagai sayuran. Kombinasi dari yoghurt dan genjer dipilih karena kandungannya berguna untuk mencegah dislipidemia serta gangguan pencernaan.
“Produk ini diciptakan dengan tujuan agar dapat menjadi minuman yang membantu masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan serat harian dan melengkapi gaya hidup sehat bagi masyarakat dengan menghadirkan cara baru yang lebih unik dan kreatif sebagai solusi baru untuk mengonsumsi sayuran,” ujar Annisa Nur Wijayanti, mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
Minuman ini diberi nama YOGER atau Yoghurt Genjer. Produk ini dibuat dengan mengombinasikan olahan susu yang difermentasikan dengan bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan genjer yang sudah dikeringkan dan diolah menjadi tepung genjer.
Annisa mengembangkan minuman ini bersama rekan setimnya lewat Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) UGM yang memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mereka adalah Silvestra Gratiana Tyas Vita Wimasari (FISIPOL), Sinatrya Larasati Putri (Fakultas Peternakan), Abdullah Faedi Rahman (Fakultas Geografi), dan Annisa Citra Gitaswari (FakultasTeknik).
Menurutnya, diperlukan inovasi untuk mengangkat genjer dari segi nilai ekonominya. Meski mudah ditemui, tanaman genjer memang sering dianggap gulma oleh para petani. Karena itu, produk ini menjadi salah satu inovasi pemanfaatan genjer dalam bentuk minuman yang unik sekaligus menyehatkan.
Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, YOGER juga memiliki keunikan pada kemasannya yakni dilengkapi dengan QR Code untuk edukasi daur ulang kemasan dengan menghadirkan sistem dan edukasi daur ulang kemasan bernama Yo-Recycle!.
“Sistem Yo-Recycle! merupakan suatu sistem daur ulang kemasan yang berisikan edukasi dan tata cara pengumpulan sampah produk YOGER. Sistem Yo-Recycle! terdapat pada kemasan produk YOGER berupa kode QR yang jika dipindai akan berisikan poster sistem Yo-Recycle!,” urainya.
Lebih lanjut Annisa menambahkan bahwa konsumen dapat mengumpulkan kemasan botol YOGER dengan jumlah minimal 10 botol dan mendapatkan suvenir menarik berupa produk YOGER. Harapannya, sistem Yo-Recycle! dapat berfungsi sebagai wadah pengumpulan kemasan botol produk YOGER agar tidak menjadi sampah dan mencemari lingkungan.
Dr. Fatma Zuhrotun Nisa, S.TP., M.P, dosen pendamping tim PKM Kewirausahaan YOGER, juga menambahkan bahwa usaha YOGER memiliki prospek untuk berkembang karena sangat inovatif yaitu mengangkat sayuran yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun jarang dikonsumsi atau jarang dikenal oleh masyarakat.
Selain itu, YOGER memiliki rasa yang dapat diterima oleh masyarakat sehingga besar kemungkinan laku di pasar.
“Bahan produksi juga cukup tersedia di daerah tertentu dan produknya mudah dibuat. Hanya saja mungkin perlu proses untuk mengenalkan produk ke masyarakat, seperti melalui iklan ataupun pameran-pameran agar semakin dikenal,” terang Fatma.