Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Tiongkok untuk negara-negara ASEAN, H.E Deng Xijun, di Ruang Rektor UGM, Jumat (18/11). Dalam kunjungan ini, Rektor UGM didampingi Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional, I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., dan Dr. Dafri Agussalim dari Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM.
Selain ramah-tamah pertemuan juga membahas berbagai kerja sama yang telah berjalan dan program ke depan. Duta Besar Tiongkok untuk negara-negara ASEAN, H.E Deng Xijun, seusai kunjungan juga memberikan kuliah umum di Fisipol UGM.
I Made Andi Arsana menjelaskan kunjungan Duta Besar Tiongkok untuk negara-negara ASEAN untuk memperkuat kembali kerja sama yang telah berjalan selama ini. Dalam kesempatan iitu, disampaikan bahwa UGM bersama 10 perguruan tinggi lain telah memiliki kerja sama yang kuat dengan Cina. Kerja sama tersebut meliputi riset, pertukaran mahasiswa, dan pertukaran dosen.
“Kita beberapa kali telah mengirim mahasiswa ke sana untuk mengambil degree, semisal dari Sekolah Vokasi UGM dikirim ke Cina untuk mengambil studi S1 atau S2 disana,” ujarnya.
Meski belum terlaksana dan masih dalam rencana, kata Made Andi, yang dipertegas dalam kunjungan kali ini adalah menyangkut persoalan kerja sama riset di masa depan agar lebih baik lagi. Diantaranya rencana PT Sinovac untuk menjajaki kerja sama dengan Indonesia terkait vaksin dan pengembangan vaksin di masa depan.
Juga dibahas riset bersama soal menyangkut efektifitas vaksin dan pengembangan hewan-hewan uji coba untuk riset. Hewan uji coba untuk riset biasanya tikus putih atau kera dan keduanya sepakat untuk pengembangan hewan-hewan ini baik terkait perawatan, penangkaran dan pemeliharaan.
“Sehingga ke depan kita nantinya bisa punya hewan riset yang bagus dan kita produksi sendiri,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, kata Made, pemerintah Cina menyampaikan informasi terkait akan dibukanya kran beasiswa lebih banyak lagi dibanding yang tengah berjalan selama ini. Harapannya akan banyak mahasiswa Indonesia yang akan belajar di Cina baik untuk program S1, S2 maupun S3.
“Kita juga mendorong dosen-dosen Cina datang ke UGM untuk memberikan kuliah umum dan sebaliknya. Tapi yang menggembirakan mereka memiliki cukup banyak beasiswa untuk diberikan kepada kita sehingga kita bisa mengirim mahasiswa S1, S2 atau S3,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho