Pemerintah melalui Kementrian Agama RI telah memutuskan Hari Raya Idul Adha 1442 H jatuh pada tanggal 20 Juli 2021. Sebagaimana yang diketahui, salah satu agenda yang tidak bisa dilepaskan dari hari besar tersebut adalah ibadah kurban.
Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kewajiban-nya sebagai sebuah institusi akademik, Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya UGM kemudian mengadakan webinar berjudul ‘Aman Beribadah di Bulan Zulhijah: Urgensi Ibadah Kurban dan Tata Cara Pelaksanaannya di Masa Pandemi’ pada Sabtu, (17/7) lalu.
Webinar ini menghadirkan pakar produksi ternak dari Fakultas Peternakan UGM, Panjono, Ph.D., yang membawakan materi seputar ibadah kurban diantaranya terkait tata cara menyimpan serta mengolah atau memasak daging kurban tersebut.
Panjono mengharapkan masyarakat langsung memasak daging hasil kurban tersebut. Akan tetapi, jika daging kurban tersebut terpaksa untuk disimpan, maka Panjono menganjurkan untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1. Jangan mencuci daging segar.
Panjono mengatakan bahwa daging yang hendak disimpan sebaiknya tidak dicuci. Sebab, jika dicuci maka akan memberi peluang bagi penyakit-penyakit yang berasal dari air mentah masuk kedalam daging.
2. Giling atau potong daging menjadi ukuran kecil/ sedang sesuai rencana masak.
3. Bagi gilingan/ potongan daging berdasarkan perkiraan kebutuhan sekali masak.
4. Kemas daging giling/ potongan yang telah dibagi tersebut dalam kantung plastik atau wadah tertutup rapat, lebih bagus lagi kalau divakum.
Jika poin kedua, ketiga, dan keempat ini dilakukan maka akan dapat mempermudah ketika nanti hendak mempergunakan daging yang telah disimpan.
5. Taruh di dalam chiller beberapa saat, kemudian baru disimpan dalam freezer.
Panjono menjelaskan daging akan bertahan lama ketika dibekukan dalam freezer. Akan tetapi sebelum itu, kita juga harus memperhatikan poin kelima ini. Hal ini guna menjaga struktur daging agar tetap stabil dan bahkan bisa lebih empuk.
Ketika mengalami proses pendinginan, daging akan mengalami proses rigormortis (kejang-kejang). Oleh karena itu, daging sebaiknya dimasukkan ke chiller (bagian kulkas yang bersuhu 2oC – 5 oC), agar proses pendinginan dapat berlangsung rata dan pembekuannya (daging dimasukkan ke freezer) juga terjadi mendadak.
“Pembekuan yang mendadak dan tidak merata bisa merusak struktur daging,” tegas Panjono.
6. Pindahkan dari freezer ke chiller terlebih dahulu sebelum diolah.
Begitu juga sebaliknya ketika daging yang disimpan di freezer kemudian hendak digunakan atau dimasak. Daging sebaiknya dipindahkan dahulu ke chiller agar proses thawing (pencairan) juga dapat berlangsung perlahan dan merata sehingga struktur daging senantiasa dapat tetap bagus ketika digunakan.
“Kalau thawing-nya mendadak, biasanya struktur daging rusak dan banyak drip (air beserta isi-isi plasma sel) yang keluar,” tambah Panjono.
Panjono juga turut memberikan tips terkait tata cara mengolah atau memasak daging tersebut. Pertama, daging harus dimasak dengan benar dan matang. Hal ini guna membunuh bibit-bibit penyakit yang kemungkinan terdapat dalam daging. Kedua, jika daging tersebut dipanggang, seperti dibuat menjadi sate dan lain sebagainya, Panjono berpesan untuk membuang bagian-bagian yang gosong atau kerak dari tempat pemanggangan.
“Bagian-bagian yang item (dari daging panggang) itu sebaiknya jangan dikonsumsi, sebab tidak bagus untuk kesehatan,” pungkas Panjono.
Untuk menonton webinar selengkapnya bisa mengunjungi tautan dengan meng-klik disini.
Penulis: Aji