Dokter Spesialis Bedah Anak RSA UGM, dr. Eko Purnomo, Ph.D., Sp.BA, menyebut fimosis merupakan kondisi yang normal terjadi pada anak laki-laki.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian, jika mulai menimbulkan gangguan seperti nyeri atau sulit buang air kecil.
“Fimosis adalah kondisi di mana selaput pembungkus kepala kelamin laki-laki menutupi lubang untuk buang air kecil. Ini adalah yang hal yang normal terjadi pada bayi atau anak-anak, dan biasanya mulai berkurang setelah usia lima tahun,” terangnya.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Cermat Bagas yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Akademik UGM. Eko memaparkan, terdapat dua macam fimosis, yaitu fimosis fisiologis serta fimosis patologis.
Fimosis yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah fimosis fisiologis, yaitu kondisi pelepasan kulit yang belum sempurna, yang akan berangsur terbuka seiring dengan bertambahnya usia.
Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami fimosis patologis jika terjadi pada usia di mana selaput seharusnya telah terbuka. Hal ini bisa terjadi salah satunya akibat infeksi yang pernah dialami.
“Pada fimosis patologis ada jaringan ikat di ujung kulit kelamin yang sulit dibuka. Ini bisa disebabkan oleh kejadian infeksi sebelumnya,” kata Eko.
Kondisi ini, terangnya, bisa dicegah dengan menjaga kebersihan untuk menghindari penumpukan kotoran yang bisa menimbulkan infeksi. Orang tua yang memandikan bayi menurutnya perlu memperhatikan hal ini untuk mencegah timbulnya keluhan atau rasa tidak nyaman pada anak.
Jika terjadi keluhan akibat fimosis, penanganan yang diberikan beragam tergantung tingkat kondisi yang dialami, bisa dengan pemberian salep khusus hingga tindakan operasi.
“Jika terjadi fimosis patologis sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk diperiksa dan diambil tindakan,” ungkapnya.
Penulis: Gloria