Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia digemparkan dengan isu dugaan kebocoran 279 juta data pribadi penduduk yang berasal dari Badan Peyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Data yang kemudian diduga diperjualkan di dunia maya itu diketahui meliputi data nomor induk kependudukan, nama, alamat, no telepon, bahkan jumlah gaji, dan lain sebagainya. Sampai artikel ini diterbitkan, kasus kebocoran data pribadi penduduk ini sedang dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Isu keamanan data di dunia digital langsung menjadi perhatian serius publik. Berbicara tentang keamanan digital tersebut, pakar ilmu komunikasi digital dari FISIPOL UGM, sekaligus Koordinator Nasional Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), Novi Kurnia, menegaskan bahwa untuk menciptakan keamanan digital maka kita membutuhkan partisipasi dan kerja sama dari semua pihak.
“Kita gak mungkin sendirian melakukan aman di media digital ini,” tegas Novi dalam webinar ‘Digital Expert Talks #1 – Aman di Dunia Digital: Tanggung Jawab Siapa?’ yang ditayangkan melalui channel Youtube CfDS UGM, pada Jumat (4/6).
Novi mengungkapkan ada tiga agenda yang perlu diperhatikan dalam menciptakan keamanan di dunia digital. Pertama adalah melaksanakan literasi aman digital. Kedua melakukan pendampingan aman digital. Serta, ketiga tentunya ialah melaksanakan dan memperkuat penegakan hukum untuk aktivitas di dunia digital itu sendiri.
Ketiga agenda tersebut tidak bisa dilaksanakan jika hanya dilimpahkan kepada salah satu pihak saja. Oleh karena itu, Novi berharap pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah/lembaga hukum, media/platform digital itu sendiri, kemudian industri/pengelola data pribadi, perguruan tinggi, komunitas, lembaga bantuan hukum, serta pengguna media digital sendiri.
“Kebocoran data itu bisa dilindungi kalau seluruh kolaborasi tadi, aktornya, itu sadar bahwa data (nan) penting itu harus dijaga dan dilindungi,” pungkas Novi.
Secara keseluruhan, keamanan digital yang dimaksudkan Novi adalah kepada proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman dan nyaman. Lebih lanjut keamanan digital tidak hanya untuk mengamankan data pribadi yang bersifat rahasia, tetapi juga melindungi data orang lain.
Tips Menghadapi Isu Kebocoran Data
Novi juga membagikan tips kepada masyarakat dalam menghadapi isu kebocoran data. Ketika isu tersebut mencuat ke publik, pertama, Novi meminta masyarakat untuk melakukan pemeriksaan terlebih terhadap keamanan data digital masing-masing: apakah secara pribadi kita termasuk kedalam pihak yang datanya bocor atau berpotensi menjadi korban kebocoran data? Untuk mengetahui hal itu masyarakat dapat menggunakan platform atau aplikasi yang bekerja atau berfungsi membantu memeriksa hal itu.
Lalu setelah itu, jika langkah pertama telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan pelaporan, baik untuk data sendiri maupun data orang lain, ketika menemukan kasus kebocoran data tersebut.
Penulis: Muhammad Aji Maulana