Direktur Perencanaan Universitas Gadjah Mada sekaligus Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng., meninggal dunia pada Sabtu (15/5) pukul 13.15 di Rumah Sakit Sardjito pada usia 59 tahun. Pria kelahiran Yogyakarta, 23 Juli 1961 ini meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
Sebelum dimakamkan di lokasi pemakaman keluarga besar UGM di Sawitsari, Minggu (16/5), jenazah almarhum Prof Budi Prayitno disemayamkan di Balairung pada Minggu pagi pukul 08.00 untuk mendapatkan upacara penghormatan terakhir dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, dalam sambutannya menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada keluarga almarhum beserta keluarga besar Fakultas Teknik. “Semoga almarhum memperoleh tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT, diterima amal kebaikannya, dan keluarga yang ditinggalkan memperoleh ketabahan untuk melanjutkan perjuangan almarhum,” katanya.
Menurut Rektor, Budi Prayitno dikenal sebagai ilmuwan yang telah memberikan kontribusi besar dalam Ilmu Arsitektur, khususnya bidang pengembangan perumahan dan pengembangan perkotaan. Rektor mengutip pidato pengukuhan Guru Besar Budi Prayitno pada 23 Juli 2020 lalu yang berjudul “Paradigma Baru Perumahan dan Pengembangan Perkotaan”. Dalam pidatonya, Budi Prayitno menyampaikan bahwa pembangunan perumahan rakyat sampai saat ini belum menggunakan cara pandang sistemik atau dengan kata lain masih cenderung parsial atau fragmented, sedangkan kita dihadapkan dengan tantangan yang semakin kompleks dan rumit dalam memenuhi kebutuhan papan. Oleh karena itu, diperlukan paradigma baru yang memosisikan rumah sebagai bagian dari isu perkotaan, di mana lahan menjadi faktor penentu efektivitas penyediaan perumahan
“Paradigma baru ini adalah pembangunan perumahan sebagai bagian dari ekosistem industri perkotaan. Ekosistem ini terdiri dari tiga unsur, yaitu ekonomi perkotaan, ruang, dan infrastruktur perkotaan serta ketangguhan perkotaan yang diintegrasikan dengan pemberdayaan nilai tangkapan lahan perkotaan melalui cohabitation dengan metode perekayasaan kebijakan melalui penguatan intervensi, institusi, inovasi, infrastruktur, dan investasi,”katanya.
Budi Prayitno dalam pidato tersebut menyampaikan pandangannya bahwa tantangan pemenuhan kesejahteraan atas papan semakin berat akibat fenomena perumahan yang mengkota sehingga mengakibatkan harga konstruksi dan harga lahan semakin tinggi. “Proses densifikasi dan intensifikasi pemanfaatan lahan yang saat ini berjalan sangat masif dan ekspansif serta didominasi oleh kekuatan pasar pun sangat rentan menimbulkan ketimpangan distribusi kesejahteraan atas papan,”.
Budi Prayitno menyampaikan perlunya inovasi kebijakan, strategi, dan program perlindungan hak bermukim masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan miskin di perkotaan.
Dalam kesempatan itu, Rektor menuturkan bahwa Budi Prayitno dalam empat tahun terakhir menjabat sebagai Direktur Perencanaan UGM sehingga memiliki peran besar dalam pembangunan universitas. “Sejak tahun 2017 hingga menutup mata, beliau mengemban amanah sebagai Direktur Perencanaan UGM. Dalam jabatan ini, beliau menjadi tulang punggung kami dalam menyusun perencanaan pembangunan kampus. Pengalaman dan jejaring beliau yang luas berhasil mengantarkan kesuksesan dalam berbagai pembangunan fisik di UGM,”katanya.
Dalam daftar riwayat pendidikan Budi Prayitno, diketahui telah menjadi dosen di Fakultas Teknik selama 35 tahun 3 bulan. Pendidikan S1 diselesaikan di prodi Arsitektur Fakultas Teknik tahun 1985. Selanjutnya pendidikan Master of Engineering di Universitas Kyoto, Jepang tahun 1994. Sedangkan pendidikan doktor (Ph.D) diselesaikan di universitas yang sama tahun 1997.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto