Tim pengembang Genose C19 bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN) tengah menyusun standar nasional Indonesia (SNI) untuk hidung elektronik sebagai alat skrining COVID-19.
Kepala BSN, Kukuh S. Achmad, menerangkan bahwa BSN sebagai lembaga yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mengoordinasi kegiatan standardisasi di Indonesia termasuk untuk alat kesehatan mendukung proses standardisasi teknologi GeNose sebagai salah satu alat deteksi COVID-19.
“BSN mendukung penuh alat GeNose C19 sebagai salah satu alat deteksi COVID-19. Kami akan mengidentifikasi standar nasional Indonesia yang dibutuhkan untuk standardisasi alat kesehatan seperti GeNose C19,” tutur Kukuh.
Hal ini ia sampaikan dalam FGD Persiapan Proses Standardisasi GeNose C19 Sebagai Salah Satu Alat Deteksi COVID-19 yang dilangsungkan di University Club UGM, Jumat (30/4).
Dalam penyusunan SNI, BSN mendapatkan masukan dari PT Swayasa Prakarsa sebagai produsen alat. Sebaliknya, PT Swayasa Prakarsa mendapatkan informasi terkait proses yang akan dilalui untuk mendapatkan sertifikat SNI.
Kukuh menjelaskan, SNI merupakan persyaratan yang disusun oleh komite teknis BSN yang terdiri dari para pakar di bidang tertentu, dan setiap komponen GeNose C19 akan diperiksa oleh para pakar tersebut.
Hasil diskusi persiapan proses standardisasi GeNose C19 kali ini akan menjadi masukan untuk tim komite teknis yang menyusun standardisasi nasional untuk GeNose C19. Kukuh mengungkapkan bahwa BSN tidak ingin kehilangan momentum untuk melakukan standardisasi alat GeNose C19.
“Semakin cepat prosesnya, semakin baik,” imbuhnya.
Ia menambahkan, SNI untuk alat kesehatan dari BSN juga mengacu pada standardisasi internasional sehingga jika GeNose C19 telah lolos sertifikasi SNI, alat ini kemungkinan juga dapat memenuhi permintaan dari mancanegara.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Swayasa Prakarsa, Drs. Iswanto, Apt, M.M., menuturkan bahwa selama ini unit GeNose C19 telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kemenkes melalui adanya izin edar Kemenkes nomor AKD 20401022883.
Selain itu, GeNose C19 juga telah lolos uji diagnostik. Dengan adanya sertifikat oleh SNI, kepercayaan publik terhadap GeNose C19 akan meningkat.
“Masukan yang tadi disampaikan BSN pada saat diskusi juga akan menjadi catatan kami sehingga ke depan kualitas GeNose memiliki jaminan mutu yang jauh lebih baik,” terang Iswanto.
Ia menambahkan, GeNose C19 saat ini juga sedang dalam tahap uji validasi eksternal oleh tim independen dari Universitas Andalas, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.
Tes GeNose C19 saat ini telah menjadi syarat perjalanan yang ditetapkan oleh pemerintah melaui Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 5 Tahun 2021, Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 11 Tahun 2021, Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 26 Tahun 2021, dan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021.
Terkait penggunaan GeNose C19 yang belum merata di fasilitas kesehatan, Iswanto menerangkan bahwa PT Swayasa Prakarsa akan meningkatkan kapasitas produksi GeNose C19 pada bulan Juni mendatang sehingga nantinya GeNose C19 akan didistribusikan secara bertahap ke sektor-sektor selain sektor perhubungan.
Penulis: Gloria