Fakultas Kehutanan UGM menggelar lustrum IX dengan mengundang para alumninya untuk menghadiri kegiatan seminar dan reuni akbar tahun 2008. Pada acara ini, sivitas akademika dan alumni fakultas kehutanan UGM diajak kembali merumuskan pemikiran-pemikiran sistem pengelolaan hutan dan lahan yang utuh dan terintergarsi dengan berbasis konservasi ekosistem daerah aliran sungai pada semua level mulai dari tegakan sampai region ekologi.
“Pengelolaan hutan dan lahan yang kita hadapai saat ini, semakin menurunnya integritas dan vitalitas ekosisitem hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Hal ini ditandai dengan munculnya krisis multidimensi pada bidang lingkungan yang meliputi krisis air, penurunan produktivitas dan degradasi lahan, polusi, perubahan iklim serta makin turunnnya keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan,†kata Dekan Fakultas Kehutanan Prof Dr Ir Mochammad Na’im, M.Agr, Rabu (5/11) ruang Dekanat Fakultas Kehutanan UGM.
Kondisi ini, kata Na’im, menuntut pengelola hutan untuk memikirkan kembali dampak paradigma pengkotak-kotakan fungsi hutan sebagai hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi terhadap terpeliharanya proses-proses ekologis. Sehingga, konsep-konsep pengaturan, pemeliharaan, pembinaan dan pemanfaatan hutan dan lahan yang berlaku saat ini harus dikaji ulang. Termasuk, satuan-satuan teknis pengelolaam hutan yang berbasis konservasi ekosistem.
“Dengan ini hutan dapat berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan yang mantap,†jelasnya.
Diakui oleh Na’im, Fakultas Kehutanan UGM setidaknya memiliki peran strategis dalam pembangunan kehutanan di wilayah Indonesia. Dengan tradisi keilmuannya yang panjang, kontribusi Fakultas Kehutnan UGM tersebut diwujudkan dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah yang menjadi landasan pengelolaan hutan dan lahan untuk kepentingan bangsa dan pembentukan manusia indoensia yang bermartabat dan sehat.
Sementara itu, Prof Dr Ir Djoko Marsono, Guru Besar Fakultas Kehutanan, menegaskan Produksi dan produktifitas hutan produksi di Indonesia terus menunjukkan penurunan. Sehingga keharusan kembali ke basis ekosistem dalam pengelolaan hutan dan lahan perlu dilaksanakan dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan hutan yang lebih baik.
“Hutan merupakan ekosistem sumber daya alam yang diyakini dapat diperbaharui sehingga kebijakan pengelolaan hutan yang lestari dengan hasil yang selalu meningkat, sehingga mampu meminimalisir bencana,â€katanya.
Sementara itu untuk menyambut Dies ke 45 dan Lustrum ke IX Fakultas kehutanan yang akan dimulai pada Kamis hingga Sabtu, 6-8 November 2008 mendatang akan digelar beberapa rangkaian seperti temu alumni, pidato dies hingga Munaskagamahut. Temu alumni dan Seminar, dijadwalkan akan dihadiri oleh Menteri kehutanan MS Kaban dan beberapa orang mantan menteri Kehutanan seperti Jamaludin Suryohadikusumo dan Sumohadi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)