Tiga hal penting disampaikan Menteri Perhubungan RI Jusman Syafii Djamal terkait pengembangan Sistim Transportasi Nasional. Selain sebagai tulangpunggung kekuatan integrasi wilayah NKRI, Sistim Transportasi Nasional juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah dan kawasan serta Sistim Logistik Nasional.
Demikian dikatakannya, Sabtu (15/12) saat menjadi keynote speech Seminar Infrastruktur Transportasi Yang Berkeadilan Untuk Pembangunan Deerah†di ruang Balai Senat UGM.
Sebagai kekuatan integrasi wilayah NKRI, focus kebijakan pengembangan Sistim Transportasi Nasional adalah pada penyediaan kapasitas sarana dan prasarana transportasi pada daerah terisolasi dan pulau-pulau terdepan Indonesia. Sehingga, kebijakan-kebijakan yang diambil pun bersifat affirmative dengan memegang prinsip ships promote the trade.
Kata Jusman, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan kawasan, focus kebijakan pengembangan Sistim Transportasi nasional adalah pada upaya untuk meningkatkan nilai tambah atau comparative advantage dari satu wilayah dan kawasan yang secara strategis dipandang memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat disbanding wilayah lain.
“Jadi ada upaya agar daerah tersebut menjadi daerah penghubung dari jaringan ekonomi yang sudah tercipta di daerah tersebut (feeder line),†ungkapnya.
Sementara sebagai tulangpunggung dari Sistim Logistik Nasional, Sistranas kata Menhub, diarahkan menjadi bagian terintegrasi untuk meningkatkan daya saing (competitive advantage). “Pendekatan hub and spoke relationship dalam membangun pengembangan transportasi direkomendasi untuk segera dilaksanakan,†lanjutnya.
Seminar dalam rangka Dies ke-58 UGM dan diselenggrakan Kagama dan UGM ini, Djoko Kirmanto mengungkapkan saat ini masih terdapat kesenjangan antarwilayah sebagai akibat pembangunan infrastruktur yang tidak merata serta dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Akibat ketidakadilan kebijakan tersebut, kedepan dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kecemburuan pembangunan infrastruktur antardaerah.
Kesenjangan ditunjukkan dengan masih terbatasnya infrastruktur transportasi nasional serta masih belum terintegrasinya infrastruktur transportai nasional laut, darat, dan udara dalam Sistim Transportasi Nasional. “Belum menyatunya sub-sub sistim transportasi nasional tersebut mengakibatkan belum optimalnya fungsi suatu moda atau sebaliknya menyebabkan terlalu beratnya beban yang dipikul oleh moda transportai lainnya,†ujar Djoko Kirmanto.
Sebagai ilustrasi, pada ruas-ruas jalan tertentu beban Jalan Nasional sudah sangat berat menanggung lalu lintas barang dan penumpang. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan dan interaksi dengan infrastruktur lainnya, seperti jalan kereta api atau transportasi laut maupun udara.
“Di sisi lain pada tempat-tempat tertentu terdapat infrastruktur perhubungan yang lain yang belum didukung oleh infrastruktur jalan yang memadai,†ujarnya.
Karenanya Sistim Transportasi Nasional, kata Menteri PU yang sekaligus Ketua Umum PP Kagama ini, perlu untuk diintegrasikan ke dalam jaringan transportasi darat, laut, dan udara agar aksesibilitas dan mobilitas pergerakan barang dan jasa antarregional dan daerah dapat terjangkau. “Dengan integrasi jaringan antarjaringan transportasi sangat mendukung perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara merata dan berdampak pada tingkat kehidupan ekonomi masyarakat,†tandas Djoko Kirmanto.
Tampak hadir Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD, pimpinan universitas dan fakultas, dosen, mahasiswa serta perwakailan alumni. (Humas UGM)