Yogya (KU) – Negara Namibia, Afrika, telah menjadikan kerja sama budidaya padi yang melibatkan ahli pertanian dari UGM sebagai proyek nasional di negara tersebut. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras dalam negeri Namibia dan mampu mengubah pola konsumsi makanan pokok masyarakat setempat dari tepung jagung ke beras.
Hal itu dikatakan Wakil Rektor Universitas Namibia (UNAM), Prof. Osmund Mwandemele, Ph.D., dalam kuliah umum yang disampaikan di Fakultas Pertanian UGM, Kamis (8/4). “Pemerintah Namibia melalui presidennya berharap UNAM mampu jadi motor untuk meningkatkan produksi beras. Sebagai satu-satunya universitas, UNAM perlu belajar kepada negara yang sudah suskes, salah satunya Indonesia,” kata Osmund.
Ditambahkan Osmund, dalam kerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM diharapkan terjadi pertukaran pengetahuan dan teknologi terkait dengan kemampuan bercocok tanam padi. Di samping itu, diharapkan juga diperoleh varietas padi yang cocok untuk ditanam di Namibia. “UGM bisa mengajari petani Namibia bagaimana menanam padi, memproses padi jadi beras, dan proses setelah panen yang kami rasa masih kurang,” ujarnya.
Osmund juga menyebutkan di Namibia terdapat sebuah daerah yang sering dilanda banjir. Untuk daerah yang satu ini, dirinya juga berharap ahli-ahli dari UGM dapat menemukan jenis varietas padi yang cocok untuk ditanam.
Sementara itu, Prof. Luke Kanyumeka, Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Pertanian UNAM, dalam presentasinya berharap para dosen dan mahasiswa UGM nantinya dapat meninjau guna membantu meningkatkan produksi beras di Namibia. Khusus untuk dosen, ia secara terbuka meminta agar dapat meluangkan waktu selama satu tahun di negaranya.
Dalam kesempatan terpisah, Dekan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., menuturkan melalui kerja sama dengan UNAM, fakultasnya telah dua kali mengirimkan tenaga ahli ke Namibia untuk observasi daerah-daerah yang dinilai potensial dilakukan budidaya padi, sekaligus memilih jenis varietas padi yang cocok dengan kondisi tanah dan iklim Namibia. “UGM sudah mengirim staf dua kali untuk proyek pengembangan padi ini. Rencananya, Namibia akan mengimpor traktor dari Indonesia,” tambahnya.
Kerja sama UGM dengan Namibia ini, menurut Triwibowo, berdampak strategis bagi posisi Indonesia di mata dunia. Apalagi di Namibia sudah ada pengaplingan penerapan teknologi dari negara-negara tertentu, misalnya Jepang. “Ini proyek pengembangan sebuah negara. Tantangan bagi Indonesia yang telah dipercaya melakukan ini. Apalagi Namibia telah menjadikan kerja sama ini sebagai proyek nasional negaranya,” tuturnya.
Sebelum memberi kuliah umum di Fakultas Pertanian, tim dari UNAM berkesempatan meninjau Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM yang berlokasi di Kalitirto, Berbah, Sleman. Mereka berkesempatan melihat langsung cara budidaya tanam padi dan berbagai tanaman pertanian lainnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)