Sebanyak 625 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari 101 perguruan tinggi di Indonesia berkompetisi memperebutkan juara dalam gelaran Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-33 yang berlangsung pada 26-28 November 2020.
Wakil Ketua PIMNAS ke-33, drg. Hendri Susanto, M.Kes., Ph.D., menyampaikan pelaksanaan PIMNAS kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Seluruh tim mahasiswa mengikuti kompetisi secara daring. Sementara tim juri melakukan penilaian secara luring di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Jadi, ada 31 kelas presentasi yang penilaiannya bertempat di FEB UGM dan untuk kategori poster di GSP UGM. Sementara untuk tim mahasiswa presentasi secara daring,” jelasnya saat Konferensi Pers PIMNAS ke-33 di FEB UGM, Kamis (26/11).
Sekretaris Juri PIMNAS ke-33, Prof.Dr.Ir. Nuni Gofar, M.S., menyampaikan pada kegiatan PIMNAS tahun ini mengusung tema Menempa Generasi Kreatif dan Mandiri di Masa Pandemi Dengan Semangat Kampus Merdeka. Diikuti sebanyak 2.918 mahasiswa yang terbagi dalam 625 tim PKM dari 101 perguruan tinggi negeri dan swasta di berbagai wilayah di Indonesia. Sebelum masuk PIMNAS, sebelumnya seluruh peserta harus melewati serangkaian proses seleksi yang dimulai dari seleksi proposal hingga monitoring dan evaluasi.
Pada tahun 2020 terdapat sebanyak 57.723 proposal yang masuk dari PKM 5 bidang yaitu PKM Penelitian Eksakta, dan Sosial Humaniora, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian Masyarakat, PKM Terapan Teknologi, PKM-Karsa Cipta. Dari jumlah tersebut 3.789 proposal berhasil memperoleh dana hibah pelaksanaan program dari Kemdikti dan 545 diantaranya berhasil lolos ke PIMNAS.
Sedangkan dari PKM Gagasan Tertulis, serta PKM Gagasan Futuristik Konstruktif tercatat sebanyak 7.083 proposal yang masuk dan 436 diantaranya berhasil mendapatkan dana pelaksanaan program. Setelah melalui proses seleksi berikutnya ada 80 proposal yang masuk ke PIMNAS.
“Total ada 625 kelompok yang bersaing di PIMNAS dari PKM 5 bidang dan PKM Gagasan Tertulis, serta PKM Gagasan Futuristik Konstruktif,” ungkapnya.
Sementara itu, penilaian dilakukan oleh 95 orang juri. Adapun pelaksanaan penilaian dilakukan secara luring oleh 75 juri dan 20 lainnya melakukan penjurian secara daring.
“Nantinya di masing-masing bidang akan memperebutkan medali emas, perak, dan perunggu serta juara favorit dengan total keseluruhan ada 217 medali,” jelasnya.
Ketua Pokja Bidang Pendidikan Tinggi Puspresnas Kemdikbud RI, Yas Ahmad Adha, mengatakan terjadi peningkatan jumlah tim PKM yang lolos ke PIMNAS dari tahun ke tahun. Sebelumnya secara berturut-turut di tahun 2018 dan 2019 meloloskan 420 tim PKM dan 480 tim PKM. Lalu, di tahun 2020 ini meskipun di tengah pandemi justru jumlah yang lolos PIMNAS naik menjadi 625 tim PKM.
“Ini luar biasa dengan keadaan Covid-19 yang hanya di rumah saja, kuliah juga berlangsung online, namun kreativitas mahasiswa luar biasa,” terangnya.
Hal senada disampaikan oleh Sub Koordinator Penalaran, Kreativitas, Minat dan Bakat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Fajar Priyautama. Dalam pelaksanaan PIMNAS tahun ini berhasil meloloskan judul proposal terbanyak dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dengan kondisi pandemi saat ini menjadikan penilaian dilakukan secara berbeda dari biasanya. Sebelumnya luaran yang dihasilkan dari PKM berbentuk kegiatan, produk maupun hasil penelitian. Namun, karena kondisi pandemi luaran diwujdukan dalam bentuk berbeda.
“Misalnya untuk PKM Pengabdian luarannya berupa penyusunan buku pedoman dan PKM Penelitian berupa narrative review,” jelasnya.
(Humas UGM/Ika)