Pertumbuhan ekonomi semua negara di seluruh dunia mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Namun demikian, perguruan tinggi tidak harus berpangku tangan terhadap keadaan sebaliknya bisa memberikan solusi sekaligus menjadi motor dalam meningkatkan daya saing bangsa melalui pengembangan teknologi. Oleh karena itu, para inovator di kalangan perguruan tinggi bisa menjadi motor agar ekonomi bangsa bisa segera bangkit kembali yang dimulai dari pembangunan dari tingkat pedesaan. Salah satunya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UGM di tanah Papua dalam beberapa tahun terakhir. Demikian yang mengemuka dalam Webinar yang bertajuk Inovasi Sosial Ekonomi untuk Pencapaian SDGs yag diselenggarakan Direktorat Penelitian UGM, Kamis (12/11). Bertindak sebagai pembicara adalah Dosen Fakultas Teknik UGM sekaligus Dosen pembimbing Lapangan KKN PPM UGM, Dr. Rachmat A. Sriwijaya, Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK), Dr. Suharko dan Kepala Pusat Studi Pariwisata, Prof. Dr. Janianton Damanik, M.Si.
Rachmat A. Sriwijaya yang pernah menjadi DPL KKN PPM selama 8 kali berturut-turut di daerah Papua mengatakan menggerakkan ekonomi dari pinggiran tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu sudah dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM UGM melalui berbagai inovasi program yang mereka lakukan sesuai dengan kapasitas ilmu masing-masing.
Selama membimbing mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata, kata Rahmat Sriwijaya, tantangan pembangunan yang ia temui di Papua memang cukup memprihatinkan dari sisi infrastruktur, akses transportasi terbatas, fasilitas teknologi belum memadai, pendidikan dan wawasan masyarakat yang rendah, tingkat ekonomi keluarga yang belum sejahtera. Namun begitu, imbuhnya, Papua memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dari berbagai sektor seperti bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. “Yang kita lakukan adalah konsep membangun dari pinggiran dengan membangun masyarakat desa dengan tujuan meningkatkan keterampilan, kesehatan dan peningkatan infrastruktur,” katanya.
Rachmat menyebutkan ada enam program unggulan yang dilaksanakan diantaranya bidang pendidikan, pemerintahan, kesehatan, pengembangan UMKM dan pariwisata. Divisi UMKM, misalnya, mahasiswa KKN menjadi penggerak dan memberi pelatihan bagi industri rumah tangga agar lebih produktif. Lalu, sosialisasi pada pemuda bagaimana lebih berkontribusi bagi pembangunan dengan melatih mereka membuat mesin sagu. Sementara di bidang pendidikan, pihaknya memberikan pengetahuan sainteks bagi siswa sekolah dasar. Adapun untuk siswa SMA, dilakukan sosialisasi dan motivasi agar mereka memiliki keinginan kuat untuk masuk ke perguruan tinggi.
Selanjutnya dalam pemberian pelatihan pendidikan non formal dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan baca bagi anak-anak yang tinggal di daerah pinggir pantai. Sementara Divisi Pemerintahan memberikan pelatihan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk aparat desa. “Di sana banyak aparat desa yang belum mampu menggunakan komputer, kita juga latih membuat penyusunan anggaran desa, dan pemberdayaan ibu-ibu terhadap hak politiknya,” katanya.
Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK), Dr. Suharko, mengatakan inovator sangat diperlukan dalam mendorong percepatan pembangunan desa. Sebab, inovasi sosial desa memiliki kontribusi dalam pencapaian pembangunan SDGs.
“Tantangan ke depan perlu dilakukan replikasi dan scaling up praktik inovasi desa agar sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan untuk memecahkan problem kolektif yang dihadapi desa di Indonesia,” katanya.
Sementara Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM, Prof. Dr. Janianton Damanik, menyampaikan sektor pariwisata menjadi salah satu penunjang sektor ekonomi masyarakat di pedesaan. Meski sektor pariwisata terkena dampak dari pandemi, namun ia yakin pariwisata akan menemukan momentum pasca pandemi berakhir. Menurutnya, hilirisasi praktik pariwisata berkelanjutan sangat diperlukan dalam mendorong munculnya model pariwisata berkualitas. “Kebutuhan akan pariwisata akan semakin besar meski ditentukan dari aspek kesehatan dan ekonomi. Karena itu sektor wisata perlu direvitalisasi dan dikembangkan kembali percepatannya,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson