Universitas Gadjah Mada dan Kyushu University sepakat melakukan kerja sama publikasi riset dan pertukaran mahasiswa dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Hal itu mengemuka dalam kunjungan perwakilan tim dari Kyushu University ke Kampus UGM, Senin (18/3). Dalam kunjungan kali ini, tim dari Kyushu University diwakili oleh Fumihiko Yokota Ph.D., M.P.H., dan Prof. Koji todaka, selaku peneliti dari Kyushu University Institute for Asian and Oceanian Studies (Q-AOS).
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof. Dr. Wening Udasmoro mengatakan kerja sama dengan Kyushu University sudah lama dilakukan namun dalam kunjungan kali ini dibahas soal kerja sama riset pengembangan obat, publikasi riset hingga program pertukaran mahasiswa. “Dalam pertemuan kali ini, kita sepakart akan meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan terkait penyakit infeksi termasuk usaha pengembangan vaksin serta mereka akan mengirim mahasiswa untuk ikut KKN. Tidak hanya mahasiswa kita saja yang ke sana,” kata Wening.
Soal publikasi riset bersama, Wening mengatakan bahwa pihak Kyushu University menyampaikan jumlah publikasi riset yang dihasilkan dibandingkan dengan kerja sama dengan kampus lain di Indonesia. “Ada 241 publikasi, terbanyak katanya untuk kampus yang di Indonesia,” paparnya.
Selain publikasi, kata Wening, keduanya sepakat agar hasil kerja sama riset di bidang kesehatan bisa memberikan dampak langsung ke masyarakat luar maupun ke industri. “Kita ingin ada kebermanfaatan bagi masyarakat dari kegiatan translation research. Kerja sama ini juga memperkuat target SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) bidang kesehatan, pendidikan berkulitas, dan kemitraan,” ungkapnya.
Fumihiko Yokota Ph.D., M.P.H., mengatakan kerja sama di bidang Pendidikan dan Riset dengan UGM sudah berlangsung lama. Ia menerangkan kampus Kyushu berada di kota Fukuoka dengan penduduk 1,5 juta jiwa. Sebagai universitas nasional, saat ini Kyushu Universitas berada di peringkat 7 di Jepang dan 135 di dunia versi QS World University Ranking. Memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 18.560 orang dan 2.097 diantaranya adalah mahasiswa internasional.
Soal kerja sama dengan UGM, ia menegaskan kampus UGM merupakan salah satu dari 14 mitra perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menjalin kerja sama dengan Kyushu University. Namun melalui kerja sama dengan UGM telah berhasil melahirkan 241 publikasi riset bersama selama kurun waktu 2017-2021. “Jumlah Publikasi ini paling banyak di banding dengan perguruan tinggi yang lain yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Sementara Prof. Koji Todaka, selaku peneliti di Kyushu University Institute for Asian and Oceanian Studies (Q-AOS), mengatakan bahwa Kyushu merupakan salah satu kampus terbaik di Jepang dalam riset pengembangan obat dan alat kesehatan. Menurutnya, untuk menghasilkan jenis obat baru dan alat kesehatan bagi perguruan tinggi memang tidaklah gampang, namun harus dimulai lewat unit pengembangan bisnis. Berangkat dari riset pengembangan obat dan alat kesehatan yang dilakukan kalangan peneliti dan akademisi hingga ke pendirian startup. Selanjutnya dihilirkan ke industri farmasi. “Tahapannya tetap dimulai dari penelitian dasar, pengembangan formula, studi non klinis, uji klinis, pengujian dan pengajuan izin edar hingga ke tingkat pemasaran,” katanya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Donnie