Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK), super creative hub terbesar di Asia Tenggara menyelenggarakan acara musik perdana bertajuk Nusantara Beat Indonesian Tour. Berkolaborasi dengan Erasmus Huis, Forum Musik Fisipol (FMF), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, dan Warta Jazz, Nusantara Beat Indonesian Tour sebagai bentuk komitmen GIK dalam menyatukan antara kampus dan industri di kancah nasional maupun internasional.
Acara inipun menjadi bagian dari rangkaian acara menuju peluncuran resmi GIK. Nusantara Beat Indonesian Tour bukan sekadar konser musik, tetapi sebagai perwujudan esensi GIK yang menggabungkan seni, budaya, sains, dan teknologi.
“Rangkaian acara ini tidak hanya mengajak pengunjung untuk mengenal lingkungan kampus UGM, tetapi juga membangun semangat kolaborasi yang lebih mendalam,” jelas Garin Nugroho, Chief Program Officer GIK.
Pertunjukan Musik, Workshop, dan Diskusi Acara Nusantara Beat Indonesian Tour berlangsung di Selasar Barat FISIPOL UGM pada hari Senin, (4/3). Dimulai dengan workshop dan diskusi pada pukul 10.00, acarapun ditutup dengan konser musik pada pukul 19.00, dan secara keseluruh rangkaian acara ini gratis bagi seluruh pengunjung.
Nusantara Beat adalah grup musik berbasis di Amsterdam yang terdiri dari enam musisi dengan akar budaya Indonesia yang kuat. Mereka menghadirkan sentuhan kontemporer pada musik tradisional Nusantara melalui lagu-lagu psychedelic-folk yang menghanyutkan.
Sebagai bagian dari diaspora Indonesia, mereka berperan penting dalam diplomasi budaya, mewakili ragam kesenian nusantara. Grup ini telah tampil di berbagai venue dan festival musik bergengsi di Eropa, menunjukkan kekayaan dan keragaman musik Indonesia kepada dunia.
Menurut Garin Nugroho lebih dari hiburan dan merupakan kolaborasi multidisiplin dan inspirasi kreatif. Nusantara Beat Indonesian Tour bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga upaya GIK sebagai super creative hub dalam menghadirkan kolaborasi multidisiplin, memperkaya khazanah musik, dan membawa pengetahuan baru hasil dari diaspora Indonesia di dunia internasional.
“Ini semangat GIK Menyapa, tidak hanya menjadi perkenalan, tetapi juga awal dari perjalanan GIK yang menginspirasi dalam membangun pemimpin masa depan yang kreatif, inovatif, kolaboratif, inklusif, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat”, terangnya.
Erasmus Huis merasa senang bisa berkolaborasi dengan GIK. Yogyakarta disebutnya sebagai kota dengan warisan budayanya yang kaya dan komunitas pelajar muda yang antusias untuk seni.
“Ini menjadi wadah yang ideal untuk Nusantara Beat. Besar harapan kami agar perpaduan unik antara akar musik Belanda dan akar musik Indonesia dapat menginspirasi masyarakat lokal untuk lebih mengeksplorasi musik dan budaya Indonesia,” kata Nicolaas de Regt, Direktur Erasmus Huis.
Penulis: Agung Nugroho