Lima mahasiswa UGM melakukan terobosan dalam bidang pendidikan. Mereka menghadirkan karya kreatif dan inovatif berupa Metode Memory Calling menggunakan Aromatic Book. Mendapat dukungan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) dan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemndikbudristek), karya Chiara Aura Fajrin, Ulfa Zain Latifa, Afiandina Sukma, Riyani Ayu Lestari dan Elgita Kisti diberi nama Aromatic Book atau Buku Aroma.
Para mahasiswa UGM, ini menciptakan Aromatic Book sebagai konsep yang menggabungkan aroma terapi dengan ilmu kognitif untuk menciptakan buku yang dapat merangsang ingatan melalui aroma dan sketsa khusus yang telah disesuaikan pada setiap halaman.
Ulfa Zain Latifa mewakili tim menjelaskan bahwa saat ini sistem pendidikan menuntut siswa untuk memahami materi dengan cara menghafal, sehingga seringkali menjadi hambatan karena banyaknya materi yang perlu dihafalkan dalam satu waktu. Sementara materi yang tersimpan dalam ingatan hanya jangka pendek (short-term memory) sehingga tidak cukup efektif.
“Karena kurangnya repetisi dan intensitas perhatian yang memadai untuk menyimpannya dalam ingatan jangka panjang (long-term memory), kami merasa perlu untuk menciptakan metode belajar baru yang dapat mempertahankan materi lebih baik,” katanya di Kampus UGM, Senin (8/7).
Menurut Ulfa, inovasi ini muncul dari keinginan mereka untuk menemukan cara baru yang lebih menarik dan efektif untuk mempengaruhi proses belajar siswa. Melalui penelitian awal, tim ini menemukan bahwa aroma memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suasana hati dan memperkuat daya ingat seseorang.
“Kami memilih buku sebagai media karena kepraktisan penggunaan dalam proses belajar sehari-hari,” ungkapnya.
Chiara Aura Fajrin menambahkan melalui pendekatan ini Tim Mahasiswa UGM telah berhasil mengintegrasikan konsep aromaterapi ke dalam konteks pendidikan. Buku ini memiliki varian dua varian aroma yaitu aroma lavender dan lemon.
“Aroma Lavender dipilih karena memiliki efek menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus. Sedangkan Aroma Lemon digunakan untuk memicu proses memori dan mengurangi stress saat belajar,” ucap Chiara.
Sementara itu, Riyani Ayu Lestari menilai banyaknya bahan kertas yang digunakan saat ini berasal dari kayu sehingga penggunaanya yang besar mengkhawatirkan terjadinya penurunan ketersediaan kayu. Oleh karena itu, Tim UGM mengambil langkah proaktif dengan memanfaatkan limbah kertas bekas dan limbah kulit jagung sebagai bahan baku proyek ini.
“Selain itu buku akan dilengkapi dengan sketsa khusus yang dirancang untuk merangsang proses memorisasi dan memudahkan siswa dalam merangkum materi,” lanjut Riyani.
Elgita Kisti menambahkan produk yang mereka hasilkan menurut rencana akan di pasarkan ke sekolah-sekolah dengan target utama para siswa dari tingkat pendidikan dasar hingga menegah, yaitu SD, SMP, dan SMA. Dia menyampaikan bila pengembangan produk ini memerlukan proses panjang untuk formulasi, pembuatan dan uji kelayakan guna menghasilkan produk yang berkualitas.
Tim pun berencana untuk terus mengembangkan konsep ini dengan memperluas variasi aroma yang tersedia dan menerapkan teknologi canggih dalam desain buku mereka. Pada akhirnya, Inovasi Buku Aroma yang diinisiasi oleh mahasiswa UGM ini adalah contoh nyata bagaimana kreativitas, dedikasi, dan pengetahuan ilmiah dapat menghasilkan solusi inovatif dan bermanfaat dalam dunia pendidikan.
“Dengan terus mengembangkan ide-ide seperti ini, kami tidak hanya memberikan dorongan bagi peningkatan hasil belajar siswa, tetapi juga membuka jalan untuk pendekatan belajar yang lebih holistik, menarik, dan efektif,” terang Elgita Kisti.
Penulis: Agung Nugroho