Pandan Laut merupakan komoditas tanaman yang sering dijumpai di daerah pesisir. Siapa sangka bahwa tanaman tersebut menghasilkan buah yang jarang diketahui oleh banyak orang, yaitu buah hala (Pandanus tectoricus).
Buah hala banyak dijumpai di sekitar kawasan pantai di Desa Planjan, Saptosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Selain menghadirkan keindahan alam, buah dari pohon Pandan Laut ternyata memiliki sejuta manfaat yang luar biasa. Salah satunya ialah sebagai minuman herbal pereda nyeri menstruasi.
Meski begitu, belum banyak masyarakat sekitar Desa Planjan mengetahui akan potensi dari buah tersebut. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Penahala pun hadir memanfaatkan buah tersebut sebagai minuman herbal pereda nyeri menstruasi.
Tim Program PKM-PM dari UGM ini merupakan gabungan mahasiswa lintas fakultas. Mereka adalah Rohma Auliya (Kimia 2022), Yunia Tri Utami (Teknik Pertanian 2022), Aisha Najma Nurul ‘Aisy (Kimia 2022), Radithya Kusumawardana (Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan 2023), dan Devi Ramdani (Teknik Pertanian 2022) dengan mendapat bimbingan Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si.
Tim PKM-PM UGM inipun mendapat pendanaan dari Kemendikbudristek, dan di dalam programnya memfasilitasi masyarakat khususnya para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam kelompok karang taruna untuk mengembangkan potensi buah hala melalui pembuatan produk berupa minuman herbal pereda nyeri menstruasi dari ekstrak buah hala. Tahapan yang dilakukan Tim PKM-PM Penahala adalah melakukan sosialisasi pengenalan program, pembuatan video tutorial, penyusunan buku pedoman mitra, dan melakukan pelatihan. Pelatihan yang dimaksud berupa pelatihan dan praktik pembuatan minuman pereda nyeri menstruasi, pelatihan dan praktik pengemasan, dan pelatihan dan praktik pemasaran.
Radithya Kusumawardana mengatakan buah hala di masyarakat kerap kali ditemui hanya dibiarkan membusuk begitu saja. Masyarakat membiarkan itu karena ketidaktahuan bila buah hala memiliki banyak kandungan di dalamnya. Salah satunya adalah senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, dan analgetik sebagai pereda rasa nyeri.
Melihat potensi kandungan yang dimiliki buah hala, Tim PKM-PM Penahala melakukan pemberdayaan dengan bekerjasama dengan Karang Taruna Putri Desa Planjan dengan melakukan program pemberdayaan masyarakat untuk mengolah buah hala menjadi minuman.
“Dengan manfaat mampu meredakan nyeri saat menstruasi, maka apa yang kami lakukan ini sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ujar Radithya di Kampus UGM, Rabu (17/7).
Ia menjelaskan pada tahap proses pembuatan diawali dengan penyortiran buah hala yang sudah matang dan melakukan pengupasan. Setelah itu, buah hala dicuci dengan air bersih kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Setelah buah hala kering dan kadar air yang terkandung sedikit, buah hala bersama rempah-rempah lain diseduh dengan air panas. Minuman herbal ekstrak alami buah hala inipun siap untuk disajikan.
“Dengan memanfaatkan pengetahuan lokal dan hasil pencarian dari berbagai sumber, tim PKM-PM Penahala UGM berharap tidak hanya memberdayakan masyarakat Planjan melalui produk bernilai tambah ini, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan potensi sumber daya alam lokal yang ada di sekitar mereka,” ucap Radithya.
Untuk keberlanjutan program ini, kata Radithya maka dilakukan pendampingan untuk mendaftarkan produk herbal ini ke PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Selain itu, Tim PKM-PM Penahala UGM juga melakukan evaluasi program, mengikuti bazar guna memperkenalkan produk ini di masyarakat luas.
“Tim akan selalu melakukan pengawasan terkait keberlanjutan program. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat lokal. Bagi yang ingin melihat secara lengkap maka bisa melihat di akun Instagram @pkmpmugm_penahala,” terangnya.
Penulis: Agung Nugroho