Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM turut berpartisipasi dalam menyemarakkan kegiatan internasional yaitu 10th World Water Forum. Kegiatan Road to 10th World Water Forum Stadium General Chapter Yogyakarta dilaksanakan di Gedung Profesor Rooseno Fakultas Teknik UGM pada Kamis (29/2). Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Fostering Peace and Prosperity Through Integrated River Basin Management: Collaborative Governance and Disaster Risk Reduction. Tema ini dibahas dan dibedah oleh Ir. Bob Arthur Lombogia, M.Si (Direktur Jenderal SDA PUPR), Dr. Dra. Purbudi Wahyuni, M.M. (Komunitas Gajah Wong), Dr. Gatut Bayuadji, S.Si, M.T. (Kepala BBWS Serayu Opak), Prof. Dr. Ir. Joko Sujono, M.Eng. (DTSL FT UGM), dan Dr.Eka Nugraha Abdi, S.T., M.P.P.M. (Kepala Balai Teknik Sabo).
World Water Forum merupakan pertemuan internasional terbesar di bidang keairan yang diadakan setiap 3 tahun sekali sejak tahun 1997. Pada tahun 2024, World Water Forum ke-10 akan dilaksanakan pada tanggal 18–24 Mei 2024 di Bali, Indonesia. Kegiatan ini direncanakan akan mewadahi 30.000 peserta dengan dihadiri 12 kepala negara. Dalam kegiatan ini para kepala negara, kepala organisasi internasional, pemerintah negara, ahli, pengusaha, mahasiswa, dan lainnya akan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ilmu dan kondisi keairan yang ada di dunia. Kegiatan ini menjadi salah satu cara jitu yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan SDGs ke-6 yaitu air bersih dan sanitasi layak.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 08:00–12:00 yang diawali dengan tarian tradisional Yogyakarta tari Sekar Widyastuti untuk menyambut para tamu undangan dan peserta seminar sebanyak 200 orang (luring) dan 500 orang (daring). Setelah itu, Dekan Fakultas Teknik yang diwakili oleh Prof. Sugeng selaku Wakil Dekan Pendidikan dan Kemahasiswaan memberikan sambutan hangat kepada para tamu. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kehidupan tidak bisa dilepaskan dari air, jadi peran penyediaan air bersih akan menjadi sangat sentral sehingga perlu dipikirkan bersama salah satunya dengan forum seperti ini.
Berikutnya dilaksanakan pemaparan materi dari semua narasumber yang ada. Direktur Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air, Ir. Birendrajana M.T. mewakili Direktur Jenderal Sumber Daya Air yang menjadi keynote speaker menyampaikan bahwa kebutuhan air terus meningkat dengan ketersediaan air yang cenderung tetap, kondisi ini juga dihadapkan oleh tantangan perubahan iklim dan alih fungsi lahan. Jumlah ketersediaan air permukaan Indonesia mencapai 2,78 triliun m³ dengan rata-rata ketersediaan air 10 m³ per kapita per tahun. Jumlah ini jauh di atas kebutuhan air minum namun persebarannya tidak merata. Selain itu, ketersediaan air yang ada belum sepenuhnya didukung oleh kualitas air yang layak untuk dikonsumsi.
“Untuk itu, sumber daya air perlu dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan antarwilayah, antar sektor, antargenerasi guna memenuhi kebutuhan rakyat atas air,” ujar Ir. Birendrajana.
Pemaparan selanjutnya dilaksanakan oleh Prof. Dr. Ir. Joko Sujono, M.Eng., yang menjelaskan tentang konsep pengelolaan sumber daya air dan daerah aliran sungai yang terintegrasi. Sedangkan, Dr. Gatut Bayuadji, S.Si., M.T., selaku Kepala BBWS Serayu Opak menjelaskan tentang profil Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak serta konservasi air dan Balai Teknik Sabo yang menyampaikan tentang perlindungan daerah aliran sungai dengan sabo dam. Sesi pemaparan ditutup oleh Dr. Dra. Purbudi Wahyuni, M.M. dari Komunitas Gajah Wong yang menjelaskan tentang proses perawatan dan pemeliharaan Sungai Gajah Wong dengan lika liku konflik sosial yang menyertai. Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang dilakukan oleh peserta dengan semua narasumber dan kuis mengenai materi yang dipaparkan. Antusiasme para peserta dalam kegiatan ini membawa harapan pengelolaan sumber daya air akan lebih baik lagi dimasa mendatang. (nada/liputan)
Penulis: Nada Gitalia